Dalam hidup, kita acapkali subjektif pada kenyataan yang belum tentu mempunyai kebenaran di dalamnya. Pengucapan selamat ulang tahun misalkan. Tradisi masyarakat modern menganggap bahwa mengucapkan "selamat ulang tahun" kepada seseorang sangatlah istimewa, baik itu secara langsung maupun di unggah di media sosial. Terkadang persepsi orang-orang muncul bahwa yang peduli dan baik adalah mereka yang mengucapkan selamat pada orang yang berulang tahun.Â
Bukan apa apa, tulisan ini hanya sekadar refleksi diri atas keberadaan kita yang sering kali keluar dari tujuan, pendirian serta prinsip dalam hidup. Terlebih lagi lewat tulisan ini, penulis ingin mengeksplorasi pikiran yang mungkin saja berbeda dalam menanggapi sesuatu hal.Â
Kembali lagi pada tradisi pengucapan selamat ulang tahun. Nah, Orang-orang menganggap bahwa baik dan peduli ketika seseorang mengucapkan selamat ulang tahun kepada yang berulang tahun. Kalau tidak di beri ucapan, maka akan di lebeli tidak peduli dan tidak baik.Â
Kepedulian dan kebaikan mempunyai tingkatkan yang lebih besar nan dinamis. Di dalamnya tidak terdapat kepura-puraan untuk peduli, enggang juga mencari perhatian publik untuk terlihat baik. Karena yang paling intens dalam hidup adalah sejauh mana kita bisa bermanfaat bagi orang lain.Â
Bagi saya, pengucapan selamat ulang tahun hanyalah sebuah serimonial sosial yang melekat pada pemikiran masyarakat modern hari ini. Di publik, terus terjadi tradisi saat orang-orang berulang tahun, pengucapan-pengucapan itu sangat ramai di temui di media sosial. Â
Saya bukan menyinggung hal yang demikian, tetapi lebih cenderung untuk mempertanyakan keberadaan kita sebagai manusia. Apa gunanya kita hidup.? Dan untuk apa kita hidup.?
Tetapi jika di telaah secara kritis, sebenarnya pengucapan selamat ulang tahun adalah sebuah peringatan terhadap keberadaan kita yang sering-sering keluar jauh dari tujuan, pendirian serta prinsip kita.
Yang menjadi penegasan, pola pemikiran kita tidak boleh menghakimi peduli dan baik pada dataran yang rendah. Semisal yang mengucapkan selamat ulang tahun maupun yang tidak mengucapkan bukanlah satu masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika kita tidak bisa menjadi diri sendiri.Â
Secara paradoks, tidak menutup kemungkinan bahwa ulasan di atas mempunyai kebenaran di dalamnya, walaupun itu nantinya menjadi pertentangan persepsi masing-masing,
Tidak ada yang salah dari pengucapan selamat ulang tahun. Lagian, semua orang punya alasan kenapa hal itu harus di rayakan. Padahal, baik dan peduli itu tidak bisa di tentukan oleh persepsi liar yang demikian.Â
Lewat tulisan ini, saya ingin menyampaikan bahwa berpanjang umur tidak cukup di rayakan dengan sepotong kue dan ucapan selamat. Lebih dari itu, ia mempunyai kesejatiannya sendiri.Â
Karena sudah menjadi kebiasaan banyak orang, saya justru tidak bisa menggunakan kekuatan saya berupa ultraman dalam menghapus tradisi itu. Hehe
Risal Sadoki | Catatan biasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H