Mohon tunggu...
Risa Laili Dwi Siami
Risa Laili Dwi Siami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Prodi D4 Administrasi Negara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sajak Abadi Prajurit Masa Depan

26 September 2023   13:10 Diperbarui: 26 September 2023   13:17 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Sajak Abadi Prajurit Masa Depan

Risa Laili Dwi Siami


Image seorang anak perempuan dikenal lebih lemah,rapuh serta berbagai sifat-sifat feminimnya sedangkan anak laki-laki yang dipandang lebih kuat, tidak cengeng dan dengan berbagai atribut maskulinitasnya yang  mengakibatkan perbedaan perlakuan dan pola pendidikan yang diberikan orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, setiap insan seorang anak  baik ia seorang perempuan maupun laki-laki memiliki sifat feminim dan maskulin meskipun pada masing-masing jenis kelamin ada sifat yang lebih dominan.

Dalam hal mengukir prestasi tidak ada kata ‘terlalu feminim’ di era gempuran serba digitalisasi.Keanggunan dan kecerdasan seorang perempuan bahkan mampu bersaing dalam era disrupsi ini.Disrupsi sebuah kata yang kini fenomena digunakan bahkan populer di berbagai kalangan mulai dari pelajar ,mahasiswa,dan masyarakat umum sering mendengar kata ‘disrupsi’ seiring dengan upaya adaptasi masyarakat Indonesia  terhadap situasi pandemi yang kiat bergantian tiap periode mulai tahun 2019 yang diawali dengan pandemi covid-19 kini bahkan yang terbaru saat ini yakni varian covid-19 omicron yang penyebarannya cepat dan luas.

Dengan keterbatasan ruang bertemu secara langsung  dengan orang-orang layaknya seperti tahun-tahun sebelumnya bukan berarti kita sebagai perempuan hanya terpaku merenungi keadaan yang bahkan tidak ada yang tahu kapan semua ini akan berakhir.

Mulai beradaptasi ,bergerak,dan  mengembangkan yang bertombak hasil memuaskan dari sebuah pikiran yang terbuka dan melek teknologi seorang perempuan.”Lantas bagaimana dengan seorang perempuan yang berkecimpun sehari-hari dengan kegiatan rumah tangga?””Dapatkah perempuan tersebut ikut serta dalam mensukseskan literasi digital yang saat ini katakanlah sebagai bentuk ikhtiar dalam rangka percepatan pemahanman terhadap masyarakat tentang pentingnya pengetahuan tentang dunia siber?” “Tapi aku hanya seorang perempuan?” Banyak pertanyaan dan pemikiran insan perempuan yang berpikir ciut akan sebuah perbedaan gender.Optimis bisa adalah jawaban yang tepat dalam menjawab insan perempuan yang ragu akan kekuatan dalam dirinya.

Menyangkut banyak hal berkaitan dengan dunia baru yang dihadapi ,kita sebagai perempuan yang sedang  berkarir ataupun seorang perempuan yang mendapati sebutan  ibu rumah tangga tidak lepas dari perannya untuk mendidik seorang anak  dan memberdaya diri.Literasi digital pun menjadi sangat penting bagi kita kerap seiring perkembangan digital  yang membawa berbagai kemudahan dalam kehidupan saat ini. Kemajuan teknologi yang tidak merata perlu penanganan khusus terutama terhadap pemberdayaan perempuan dengan memanfaatkan kemampuan talentanya untuk membangun jaringan dengan komunitas-komunitas sosialnya. 

Fenomena saat ini adalah penggunaan Teknologi Informasi (TI) dapat membantu perempuan di bidang ekonomi dengan perdagangan online.Perempuan harus melek teknologi dan memiliki wawasan luas sehingga mampu memberikan pengetahuan yang lebih besar untuk keluarga. Caranya mulai dari membuka ruang-ruang pemberdayaan perempuan, mengoptimalkan pengasuhan dan memberikan perlindungan keluarga terutama kepada anak sehingga lebih mampu mengambil sisi positif internet sekaligus melindungi dari sisi negative

Cara yang pertama adalah membuka ruang-ruang pemberdayaan perempuan ,mengapa demikian?karena bahwasanya seorang perempuan terutama ibu rumah tangga merupakan kelompok yang lebih rentan mempercayai berita hoaks dan menyebarkannya ke keluarganya tersambug lah informasi tersebut dari mulut ke mulut adanya kekeliruan dalam ucap pun kita tidak ada yang tahu oleh karena itu marilah kita menjadi seorang perempuan yang menerima informasi dengan cerdas dan terliterasi . Isu gender dan Teknologi,merupakan satu dari tiga isu pentingdan besar yang dihadapi wanita secara global saat ini setelah isu kemiskinan dan kekerasan terhadap perempuan (Retno Budi Lestari, 2011: 88). 

Teknologi Informasi (TI ) tidak selamanya melemahkan perempuan dan menjadikan jurang pemisah antara laki-laki dan perempuan, namun di sisi lain dapat menjadi sarana yang efektif untuk pemberdayaan perempuan seperti bidang ekonomi. TI juga menjadi alat yang efektif bagi perempuan untuk memberdayakan dirinya mengatasi kendala-kendala dalam kekurangan informasi.Salah satu talenta yang dimiliki perempuan adalah kemampuannya membangun jaringan dan komunikasi.Perempuan dikenal memiliki kepribadian yang luwes. Ia pintar membentuk komunitas, mulai dari kegiatan sosial,arisan, sampai urusan hobi. Dalam era teknologi informasi yang kian maju, para perempuan pun tak mau ketinggalan untuk memanfaatkannya. 

Dengan kecanggihan media internet, perempuan yang memiliki bakat marketing bisa memanfaatkan media tersebut untuk memasarkan produknya yang saat ini sering digunakan oleh banyak kalangan untuk mempromosikan produknya melalui aplikasi trending yakni Tiktok yang menyediakan fitur tiktokshop,instagram yang juga tak mau kalah menyediakan instagramshop,dan aplikasi lainnya yang berlomba-lomba mencakup jejaring jual-beli oline dengan segala kemudahannya. Semua aktivitas itu bisa dilakukan bahkan hanya dari tempat tidur. Sehingga bisnis online pun menjadi alternatif yang menguntungkan. 

Fenomena yang kini terjadi adalah penggunaan Teknologi Informasi membantu perempuan di beberapa bidang seperti perdagangan dan kewirausahaan sebagai sumber informasi dan sebagai sarana untuk mempromosikan dan memasarkan produk mereka, salah satunya melalui perdagangan online. Pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi yaitu dengan pemanfaatan TI untuk bisnis telah menjadi sebuah fenomena saat ini dengan maraknya bisnis online berbasis internet. Pemanfaatan internet untuk bisnis online banyak dimanfaatkan oleh perempuan karena lebih fleksibel menjalankan bisnisnya dari rumah sehingga tugas dan tanggungjawab terhadap keluarga masih terpenuhi (Retno Budi Lestari, 2011: 90).

Cara yang kedua adalah mengoptimalkan pengasuhan,karena bukan lagi sebuah rahasia umum bahwasanya zaman kita sudah berbeda dengan anak kita bahkan akan ada banyak hal baru yang perlu kita ketahui sebagai perempuan dalam mengasuh dan mendidik anak-anak kita. 

Orang tua seringkali merasa kesulitan dalam melakukan pengasuhan digital terhadap anak karena adanya perbedaan generasi dan adaptasi media digital. Pada umumnya saat ini orang tua termasuk dalam generasi imigran digital yaitu tumbuh sebelum lahirnya media digital sedangkan anak merupakan generasi digital atau bahkan native digital yaitu generasi yang lahir ketika media digital sudah ada praktik pengasuhan digital antara lain yaitu meningkatkan literasi digital, mengenal sisi positif dan negatif era digital, mengajarkan anak untuk memilih informasi internet dengan benar, evaluasi bersama anak terkait konten, menciptakan lingkungan digital yang sehat, dan mengenalkan etika dalam berinteraksi di dunia maya.

Dengan pola komunikasi yang baik dan sehat orang tua lebih mudah dalam melakukan adaptasi terhadap berbagai perilaku anak ketika berinteraksi dengan media digital.Modal utama dalam pola pengasuhan digital adalah komunikasi orang tua terhadap anak.

Cara yang ketiga adalah dengan memberikan perlindungan keluarga terutama kepada anak sehingga lebih mampu mengambil sisi positif internet sekaligus melindungi dari sisi negative, digital native yang sangat familiar mudah mengakses konten digital melalui website, sosial media, serta game ponsel menjadi tantangan sendiri bagi orang tua untuk mengontrol penggunaan media digital anaknya. Orang tua diharapkan dapat melakukan pengasuhan digital. 

Pengasuhan digital ini terdiri dari mendampingi anak saat mengakses gadget, menyeleksi konten yang sesuai untuk anak, memahami dan menganalisis informasi yang disediakan media digital, mengevaluasi konten digital, memproduksi konten positif bersama, serta yang paling penting berpartisipasi dalam kegiatan produktif terkait media digital.

Beberapa risiko anak yang mengkonsumsi internet diantaranya adalah kecanduan konten negatif. Risiko yang lebih dalam adalah cyberbully, pedofil online, pelanggaran privasi, serta radikalisme. Sebagai orang tua, kita harus memastikan anak berinternet dengan aman dengan cara mengenali platform, memulai obrolan, menjaga komunikasi, dan mengajarkan tanggung jawab. Ada juga tools yang dapat dimanfaatkan orang tua untuk menjaga keamanan anak saat menggunakan internet, misalnya orang tua dapat mengaktifkan Google Safe Search untuk memfilter konten yang tidak sesuai untuk anak-anak. Orang tua juga bisa mengaktifkan mode terbatas (restricted mode) pada Youtube atau menggunakan Youtube Kids.

Untukmu wahai semua perempuan dari penulis yang juga seorang insan peempuan ,mari kita bersama-sama mewujudkan mimpi sekaligus merangkul sebuah kewajiban dengan dibekali litersi digital yang sangat penting untuk kita ,keluarga dan orang lain.Buka pikiranmu dan lihatlah dunia yang saat ini engkau hadapi.Beradaptasi,bergerak dan maju serta kembangkan kita sebagai perempuan yang melek teknologi sebagai penjaga layaknya prajurit anak kita untuk bekal di masa depan.

Referensi:

[1]M. A. Najih, “Pemberdayaan Perempuan Pendidikan dan Keluarga,” HARKAT Media Komun. Islam, vol. 12, no. 2, pp. 18–26, 2017.

[2]Budi, Retno, Lestari, “Teknologi Informasi dan Pemberdayaan Perempuan”, Jurnal Teknologi dan Informatika Vol. 1 No. 1, (2011).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun