Pagi ini, aku bangun dengan malas. Rasanya untuk membuaka mata saja susah. Dari balik jendela, aku mendengar kicauan burung. Betapa senangnya kalau aku bisa hidup seperti burung, hidup tanpa beban. Bebas mencari hidupnya dimana saja. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hati dan pikiranku, sulit rasanya untuk melupakan kejadian yang membuat nafas sesak ini.
Biasanya, sebelum berangkat sekolah aku tidak lupa untuk sarapan. Tadi malam, aku tidak bisa tidur karena keasyikan bermain HP. Sebagai anak muda, tentunya aku tidak lupa membagi waktuku untuk bermain HP. Tapi sepertinya, tadi malam aku sudah kelewatan. Aku menghabiskan waktu di depan layar untuk melepas bosan di hari minggu ini.
.....
Seharusnya, setiap hari libur kami sekeluarga jalan-jalan keluar kota. Tapi, hari ini kami tidak melakukannya karena ayah ada pekerjaan penting di kantor. Siang tadi ibu dan aku pergi ke sekolah adikku untuk mendampinginya mengikuti perlombaan cabang basket di acara tahunan sekolahnya.Â
Bisa dibilang, adikku adalah seorang atlet basket yang mahir. Dia sudah memenangkan banyak perlombaan basket selama dua tahun ini. Aku yakin, hari ini dia akan memenangkan basket di perlombaan di SMP Sosialis ini. Dan kenyataannya memang begitu, dia dan timnya memenangkan perlombaan ini dengan skor telak dari SMP Demokrasi.
Sebagai ucapan selamat, aku dan ibu berencana untuk memasak makanan kesukaannya, yaitu daging sapi panggang buatan ibu. Selain itu, aku juga ingin membeli buku novel yang baru terbit. Aku sangat suka dengan karya-karya penulis buku itu. Sudah banyak buku novel ciptaannya yang aku baca dan koleksi.Â
Aku sudah menanti-nanti saat ini untuk membeli buku itu. Bahkan aku menabung untuk membeli buku itu. Aku sangat penasaran dengan isi buku itu, karena teman-teman di sekolah sudah membacanya dan mereka membicarakan cerita novel itu padaku. Ditambah lagi, aku adalah fans berat si penulis. Swalayan di samping sekolah adikku merupakan swalayan yang terbaik yang pernah ada. Mereka menjual barang dengan harga murah, namun dengan kualitas yang baik.
Tapi sebelum itu, kami akan pergi ke swalayan untuk membeli daging. Aku percaya hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan. Ketika kami akan pergi, hujan deras turun. Untungnya kami membawa mobil tadinya. Aku merasa tidak akan ada sesuatu yang buruk yang muncul.Â
Namun ketika kami memasuki halaman depan swalayan, aku melihat tulisan "Tutup" di depan pintu swalayan. Pupus sudah harapan kami untuk memasak daging panggang, karena hanya di tempat ini daging dengan kualitas terbaik dijual. Juga harapan ku untuk membeli buku itu. Aku harus menabung bebarapa hari lagi jika aku membeli ditempat lain.
Kami pulang ke rumah dengan perasaan agak kecewa. Walaupun daging tidak terbeli, setidaknya masih ada kemenangan yang bisa dibawa pulang. Paling tidak, ada cerita bahagia yang bisa diceritakan kepada ayah setelah ia pulang. Aku pun membantu ibu memasak makanan seadanya untuk makan malam. Menu kami malam ini adalah sayur capcai dengan campuran bakso. Kami membeli bahan-bahannya di toko dekat rumah. Setidaknya ada makanan yang menyegarkan selama hujan berlangsung.
Malam pun tiba, ayah sudah pulang sejak tadi sore. Suasana makan malam benar-benar menyenangkan dan damai walaupun tanpa daging panggang istimewa di atas meja. Setelah makan, aku langsung masuk kamar. Tiba-tiba aku teringat tentang buku novel itu. Aku benar-benar kesal. Tapi aku mencari-cari sinopsis dan ulasan buku itu di situs internet. Â