Mohon tunggu...
Risala Aulia Dewi
Risala Aulia Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Semarang

Seorang Mahasiswa yang sedang menempuh Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Seni

Kesenian Ojhung Di Kabupaten Situbondo Yang Dianggap Sebagai Ritual Mistis Pemanggil Hujan

18 Desember 2024   18:37 Diperbarui: 18 Desember 2024   18:37 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Tradisi Ojhung Dianggap Mistis?

Karena para pemain Ojhung adalah para laki laki, tetapi yang terpilih bukan laki-laki sembarangan. Para pemain telah "diisi" dengan melakukan ritual untuk memiliki kekebalan tubuh saat akan melakukan tradisi tersebut. Saat pemain mengalami beberapa luka di tubuh bahkan sampai mengeluarkan darah, mereka tetap melanjutkan acara tersebut dan sama sekali tidak mengeluh akan hal itu. Tetapi, biasanya para penonton yang melihat kejadian tersebut membayangkan seolah-olah dirinya yang terkena sabetan dan menjerit kesakitan karena membayangkannya.

Disini peran "dukun" atau seseorang yang diyakini memiliki kekuatan tertentu yang sanggup menyembuhkan luka hanya dengan cara mengolesnya dengan taburan beras kuning dan kulit pisang. Ada juga yang cukup dengan usapan telapak tangan saja. Dukun ini sudah berada di atas panggung sebelum acara dimulai, menabur-naburkan beras kuning dari wadah berupa bokor untuk menolak bala.

Mengapa Tradisi Ojhung Dapat Bertahan?

Tradisi ini masih dilestarikan oleh warga sebagai sebuah ritual tahunan yang wajib dilaksanakan. Dalam ritual itu warga desa berkumpul dan membawa aneka makanan dan sesaji hasil pertanian, arak-arakan yang kemudian berakhir di tempat yang diyakini warga sebagai tempat yang sakral. Sesajian kemudian diletakkan ke dalam sebuah kurungan (legin) sebagai simbol rasa syukur atas tercapainya tujuan masyarakat Desa Bugeman itu sendiri. Selain itu Ojhung  juga digunakan oleh masyarakat Desa Bugeman sebagai pertandingan atau hiburan desa setempat yang diikuti oleh masyarakat Desa Bugeman.

Tradisi ini merupakan suatu keharusan yang harus dilaksanakan oleh kepala desa yang bertujuan untuk menghindari bencana alam, terhindar dari carok, mengalami berbagai macam penyakit, hewan ternak mengalami kematian serta hasil pertanian, atau perkebunan mengalami gagal panen. Karena itu masyarakat Desa Bugeman tidak berani meninggalkan tradisi Ojhung.

Disusun Oleh: 

Mahasiswa Universitas PGRI Semarang Semester 1

Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kelas 1H

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun