Artikel ini membahas mengenai perilaku masyarakat dalam memahami peran mereka dalam menggunakan media sosial atau lebih familiar di dunia maya dengan istilah netizen dalam artikel ini menjelaskan bahwa masyarakat masih sangat awam dalam pemahaman dampak dari apa yang disebarkan mereka hanya sebatas menyebarkan dan cenderung mengikuti berita viral atau bahkan mengomentari suatu insiden atau kejadian yang belum tentu fakta dan kejelasannya hal ini terjadi dikarenakan Sebagian besar masyarakat belum memiliki pengetahuan tentang bagaimana menyaring informasi karena di media sosial tidak hanya orang dewasa yang menggunakannya Contohnya seperti anak anak SD SMP atau bahkan anak kecil yang terkadang bisa sembarangan mengomentari hal-hal yang tidak pantas di postingan atau unggahan dalam video Tik Tok seseorang.
Fakta dan data dari masalah di atas yaitu Tik Tok merupakan media sosial yang sangat terkenal di kalangan masyarakat dan pengguna muda lainnya. Seperti halnya dengan media sosial lainnya, Tik Tok juga rawan terhadap penyebaran hoax. Hoak yang sudah tersebar di tik tok bisa memiliki dampak yang besar dikarenakan video-video yang kadangkala viral dengan sangat cepat melalui media ini. sehingga mencapai ribuan hingga jutaan penonton dalam waktu yang cukup singkat. Penyebaran hoax di tik tok terkadang menyebabkan kepanikan ketakutan atau menghasilkan informasi yang salah kepada pengguna karena hal ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pengguna terutama jika hoax tersebut berkaitan dengan kesehatan politik atau isu-isu yang sensitive.
Serta masih banyak lagi kasus-kasus hoax yang marak terjadi di aplikasi Tik Tok yang menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian seseorang contohnya ada seseorang yang memvideo pentol yang ada urat-uratnya yang tak biasa kemudian Ia viralkan di Tik Tok dan viral, sehingga para netizen mengira bahwa bakso itu merupakan bakso tikus. Akibat ulah dari oknum tersebut pada akhirnya warung baksopun sepi karena video tersebut yang sudah viral. padahal pada kenyataannya yang digunakan ialah daging ayam atau daging sapi alhasil penjual bakso tersebut mengalami kerugian dan penurunan pemasukan dalam penjualan baksonya karena hoax tersebut.
Berdasarkan pada kasus hoax yang berdampak pada perekonomian seseorang, para ahli ekonomi pun berpendapat, “Hunt Allcott: Ia adalah profesor ekonomi di Universitas New York dan peneliti di National Bureau of Economic Research. Penelitian Allcott melibatkan ekonomi informasi, termasuk penyebaran hoaks dan informasi yang salah di media sosial. Allcott menyelidiki bagaimana hoaks dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen, termasuk keputusan pembelian dan partisipasi politik.”
Kritik dan saran saya untuk masalah di atas ialah Tik Tok perlu meningkatkan upaya dalam memverifikasi kebenaran informasi sebelum konten itu di posting. Hal ini penting untuk menghindari penyebaran hoax yang dapat menyesatkan pengguna. Dan Tik Tok seharusnya dapat berperan aktif dalam menyediakan informasi dan sumber daya yang akurat tentang bagaimana mengidentifikasi dan melaporkan hoax, serta mengedukasi pengguna tentang resiko penyebaran informasi yang salah dapat membantu mereka menjadi lebih kritis dalam memahami konten yang mereka konsumsi. Jadi pada intinya Jadilah netizen yang bijak dalam memilah apapun itu yang ada di media social.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H