Mohon tunggu...
Risa Alfina Aulinia
Risa Alfina Aulinia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya yang memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Marketplace Guru Tuai Pro dan Kontra

14 Juni 2023   18:37 Diperbarui: 14 Juni 2023   18:40 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persoalan tenaga pendidik di Indonesia masih belum terpecahkan hingga saat ini. Guru honorer yang belum mendapat gaji layak, pengangkatan ASN yang terlalu banyak syarat administrasi, atau pengangkatan sebagai PPPK. Semua masih dalam sengketa yang belum dapat terpecahkan. Pada dasarnya masalah utama hanya terletak pada gaji yang layak untuk hidup. Akan tetapi, entah mengapa hal itu sangat sulit dipecahkan.

Sekolah mengangkat guru honorer karena memang belum adanya rekrutmen dari pusat. Hal tersebut menjadikan terus bertambahnya guru honorer. Menghadapi persoalan tersebut Mendikbud Ristek, Nadim Makarim memiliki gagasan baru, yaitu marketplace guru. Marketplace guru ini digagas pada saat rapat kerja komisi X lalu.

Marketplace guru akan menjadi platform database para guru yang akan mengajar. Nantinya dalam platform ini sekolah yang membutuhkan guru akan bisa langsung merekrut tanpa harus menunggu rekrutmen terpusat. Dalam marketplace guru ini, yang dapat mendaftar adalah guru honerer lulus kompetensi dan lulusan PPG Prajabatan yang lulus kompetensi. Hal itu dibuat untuk memberikan guru yang berkompeten dibidangnya. Namun, gagasan tersebut masih menuai pro dan kontra.

Ada yang setuju jika marketplace guru dijalankan. Hal tersebut akan mengurangi jumlah guru honorer, menghindari gaji dan tunjangan guru yang tidak layak, dan mempermudah sekolah mencari guru sesuai kriteria. Jika marketplace guru dijalankan, pemerintah pusat yang sebelumnya mentransfer gaji pada pemerintah daerah akan dialihkan langsung pada sekolah. Hal itu akan lebih mempercepat sampainya gaji pada guru.

Tidak sedikit orang yang kontra dengan marketplace guru. Banyak pendapat seperti, guru tidak sama dengan barang dagangan yang bisa di checkout, nantinya akan banyak orang dalam dalam memasukkan kerabatnya melalui marketplace guru, dan masih banyak komentar lain dari masyarakat.

Persoalan utama yang seharusnya dipecahkan adalah menuntaskan pengangkatan guru honorer ke PPPK dahulu. Ketika hal itu telah tuntas baru gagasan lain bisa dijalankan. Karena marketplace yang baru digagas tersebut membuat banyak mahasiswa pendidikan, mahasisswa PPG prajabatan, dan guru honorer yang semakin bingung. Jadi, bagaimana kalau kalain? Setuju atau tidak jika marketplace dijalankan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun