Mohon tunggu...
Risa Alfianti
Risa Alfianti Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Iain jember

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakikat Hidup dasar Pendidikan Islam dan Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan

6 April 2020   12:16 Diperbarui: 6 April 2020   12:27 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nietzsche agaknya adalah orang pertama yang menghendaki munculnya filsafat pascamodern (postmodern philosophy). Sekarang mazhab ini semakin berkembang. Barangkali ada baiknya pendidikan didesain berdasarkan berdasarkan ajaran filsafat posmo itu. Bagi muslim tentu akan mendesain pendidikan berdasarkan ajaran Islam yang diyakininya.

c.Kerangka Keilmuan Islami

Pengertian ilmu dalam bahasa indonesia sama dengan pengertian al-'ilm  itu lebih tepat diterjemahkan menjadi "pengetahuan" (knowledge) dalam bahasa indonesia.

Ketika ilmuan muslim mengembangkan ilmu pada masa awal, "ilmu agama" dan "ilmu umum" tidak terpisah tapi masih berhubungan secara sempurna.

Membaca merupakan firman tuhan, maka ilmuan muslim merasa wajib untuk belajar dan meneliti. Tuhan menyuruh manusia untuk belajar dengan ungkapan iqra'. Dalam islam terdapat ungkapan "belajar mulai dari buaian sampai liang lahat". Islam mengajarkan setiap umatnya untuk selalu membaca.

Tuhan menyediakan dua sumber bacaan yaitu al-quran dan al-kawn (alam semesta). Dan dari dua sumber tersebut terdapat berbagai hikmah yang dapat dipelajari oleh manusia dengan cara membaca dan meneliti. Dengan pengetahuan itu selayaknya manusia bertambah kebijakanya.

d.Dasar Pendidikan Islam

Konsep dasar Islam tentang pendidikan pada hakekatnya merupakan misi awal Rasulullah SAW. Terdapat pada firman Allah SWT, Melalui wahyu-nya dimulai dengan yang berarti "bacalah". Urgensi perintah ini dipahami dengan berulangnya perintah tersebut yang terdapat dalam surah al-Alaq : 1-5, sementara itu obyeknya tidak disebut terperinci, sehingga memberi pengertian bahwa perintah membaca harus dilakuakan secara koprehensi, bukan secara parsial.

Pendidikan merupakan faktor utama untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan potensi pendidikan. Pendidikan sampai sekarang merupakan bahan yang terus digali dari peneliti serta para ilmuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun