Itulah sepenggal judul koran yang saya baca pagi tadi. Maklumlah, koran tersebut memang konsumsi masyarakat dengan strata pendidikan yang terbilang rendah. Para pembacanya juga adalah mereka yang hanya sekedar mengerti cara membaca. Lalu koran seperti itu pun menjadi laris manis. Padahal kita semua tahu kalau sedikit banyaknya koran seperti itu makin meruntuhkan moral dan perilaku para pembacanya.
Tak cukup dengan judul yang bombastis itu, mereka juga biasanya menyusupkan gambar-gambar yang menggoda  iman para pria yang tak beriman. Tanpa bermaksud mendiskreditkan para pembaca yang rata-rata adalah tukang beca.
Tapi perlu diadakan penelitian tentang dampak dari bacaan seperti ini. Karena sugesti dari koran tersebut mungkin saja para penarik beca atau supir angkot menjadi berkeinginan untuk menirukan apa yang ada di dalam tulisan tak sopan tersebut.
Jadilah belakangan ini marak pemerkosaan dan pencabulan di angkot. Belum lama ini ada berita tentang seorang anak kelas 5 SD yang dicabuli oleh 2 supir angkot. Sebelum mencabuli gadis malang tersebut, mereka mencekokinya dengan minuman beralkohol sehingga si anak tak sadarkan diri.
Saatnya koran seperti itu mendapat perhatian tersendiri dari kalangan dewan pers dan pemerintah. Kenapa? Karena segmen pembaca koran yang pendidikannya rendah. Lalu mereka menirukan kronologi cerita yang mereka baca ke dunia nyata.
Baca : Priajantan.net