Penggunaan Sumber Hamka menggabungkan sumber-sumber lisan dan tertulis dalam penulisan sejarahnya. Hamka merujuk pada karya-karya sejarawan Islam klasik seperti Ibn Ishaq, Al-Tabari, dan Ibnu Katsir, serta memanfaatkan cerita-cerita lisan dari tradisi Minangkabau.
Dalam karyanya, Hamka tidak hanya menyampaikan fakta sejarah, tetapi juga menekankan nilai-nilai Islam dan pesan moral yang dapat dipetik dari peristiwa-peristiwa sejarah. Ini mencerminkan pandangan Hamka bahwa sejarah Islam tidak hanya tentang catatan peristiwa, tetapi juga tentang pembelajaran moral dan spiritual bagi umat Islam.
Karya-karya Hamka tidak hanya merupakan pencapaian dalam literatur Islam, tetapi juga dalam sejarah. Melalui pendekatan historiografisnya yang unik.
Referensi:
Bachtiar, T. A. (2018). Islamisasi Penulisan Sejarah: Survey Gagasan Hamka dan Ahmad Mansur Suryanegara. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 2(2), 138-153.
Amir, A. N. (2021). Masuknya Islam Ke Nusantara (Melayu-Indonesia):: Kajian Pemikiran Hamka Dalam Sejarah Umat Islam. Al'Adalah, 24(2), 93-103.
Fajriudin. (2018). Historiografi Islam Konsepsi dan Asas Epistimologi Ilmu Sejarah dalam Islam. Jakarta: Prenadamedia Group
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H