Mohon tunggu...
Ris Tan
Ris Tan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Alumni Farmasi Universitas Indonesia dan Seoul National University.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stop Prasangka, Stereotype, Etnosentris, Diskriminasi!

15 Juli 2012   04:23 Diperbarui: 4 April 2017   16:48 3148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini berasal dari berbagai sumber yang saya baca dan tak saya ingat lagi referensinya. karna ini cuma sebaai tulisan ringan yg sekedar lewat, kalau mau protes mengenai referensi silakan tanyakan.

[caption id="attachment_187874" align="aligncenter" width="300" caption="http://funny-pix.co/funny-quotes/funny-free-of-all-prejudice-pictures/"][/caption] Gajah di pelupuk mata memang suka tak terlihat, begitu pula kita jarang sekali sadar bahwa kita mempunyai banyak sekali prasangka. Padahal, dengan sangat mudah kita mengenali prasangka-prasangka orang lain. Prasangka adalah sikap atas sesuatu hal yang bias dan intoleran, serta tak berubah walaupun ada fakta yang berkebalikan dengan prasangka tersebut. Contoh yang terkenal seperti dapat dibaca pada baris pertama novel Pride and Prejudice (Jane Austen): "It is a truth universally acknowledged, that a single man in possession of a good fortune, must be in want of a wife" Dalam kerangka sosial, jelas prasangka punya dampak yang tak boleh disepelekan. Misalnya saya punya teman Indonesia (katakanlah Tina) yang sangat benci Israel. Suatu hari saya memperkenalkan teman saya orang asing pada Tina. Setelah menjadi teman, belakangan baru saya beritahu Tina bahwa ia adalah orang Israel. Apa reaksi Tina? "well, at least dia bukan orang Israel kebanyakan." Perhatikan bahwa tak ada perubahan sikap dari Tina yang 'pokoknya' gak suka orang Israel, kecuali satu pengecualian itu. Banyak prasangka berdasarkan pada stereotype. Stereotype adalah asumsi terhadap ciri anggota suatu kelompok. Misalnya stereotype bahwa warga Tionghoa = kaya. Bila kamu adalah Tionghoa, maka kamu pasti kaya. Faktanya tak semuanya demikian kan? Ada stereotype ada etnosentrime yang menurut wikipedia: Ethnocentrism is judging another culture solely by the values and standards of one's own culture.[1] The ethnocentric individual will judge other groups relative to his or her own particular ethnic group or culture, especially with concern to language, behavior, customs, and religion

Etnosentris secara luas tidak harus terkait suku tapi kelompok, suku bangsa, agama, dll. Intinya etnosentris adalah nilai nilai milik kelompok lain dianggap 'tak sebaik' nilai-nilai yang kita pegang. Karena kita memandang nilai nilai dari sudut pandang kelompokmu, kita tak sanggup memahami/mengerti/menerima nilai yang berbeda dari kelompok/suku/bangsa/negara lain. Etnosentris ini membuat kita salah mengartikan tindakan/budaya orang lain. Orang2 beragama Buddha atau Hindu itu terbelakang, mereka menyembah patung; Amerika dan negara barat lain isinya maksiat semua, pake baju kaya kekurangan bahan; Saya pernah baca salah satu sikap etnosentris ekstrim dari kompasianer cuma sudah lama dan lupa detail plus penulisnya. Ada yang menceritakan pengalamannya jalan2 ke Seoul dan intinya bilang: "Ya Tuhan, jijik ih lihat orang dimana-mana pada pelukan/ciuman" :) Dan yang paling menakutkan dari sekedar etnosentris, prasangka, stereotype adalah,... pada akhirnya (terutama prasangka) akan muncul yang namanya diskriminasi, suatu tindakan nyata terhadap suatu kelompok dalam memperlakukan dua (atau lebih) kelompok. Akhirnya, tuduhan bahwa Agnes Monica norak karna penampilannya, suara cempreng, sok berbahasa inggris, bla bla bla,.... bila dilihat dengan ruang lingkup sempit, itu termasuk yang mana ya??? hm....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun