Mohon tunggu...
Happy Riru
Happy Riru Mohon Tunggu... Administrasi - Kumpulan tulisan

Pengen nulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Matamu Menyakitiku

13 Desember 2019   13:50 Diperbarui: 13 Desember 2019   13:49 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ros, minta kuenya ya" kata Ita sambil mengambil kue yang ada di atas meja.

"iya ..." kata Rosa.

Selanjutnya terdengar Ida, Eman, dan teman-teman lain menghampiri meja Rosa dan memakan kue tersebut. 

"Din .. kamu ga kesana ?" tanya Dedi sambil menunjuk dengan matanya ke arah Rosa.

"ngapain ?" jawab Dina acuh.

"yaa makan kue lah" kata Dedi.

"memang Dedi ditawarin ?" tanya Dina.

"ya enggak sih, tapi cuek ajalah" kata Dedi sambil berjalan menuju meja Rosa. Terdengar mereka memakan kue itu sambil tertawa. Dina yang duduk tepat dibelakang Rosa hanya diam tak bergeming.

"Din .. itu keburu habis loh" kata Dedi.

"ga apa Ded, aku ga bisa kalau ga ditawarin" kata Dina.

"Din, itu ada kue" tiba-tiba terdengar suara atasanku Bu Lani .

"oiya Bu" kata Dina kaget. Dina bingung harus gimana. "kalau aku ga kesana takutnya menyinggung Bu Lani, tapi kalau aku kesana .. hugh" batin Dina.

Akhirnya Dina pun menuju meja Rosa, tiba-tiba semua berhenti tertawa. Mereka menatap Dina dengan berbagai macam tatapan. 

"Ros, aku minta kuenya ya" kata Dina sambil menatap mata Rosa. 

Rosa hanya tersenyum dengan mata yang sinis. Dina merasa sangat tidak enak saat mengambil kue tersebut, ia pun secepatnya pergi meninggalkan meja Rosa. 

"besok Ita ya yang bawa kue, gantian donk" kata Rosa dengan nada sedikit berteriak.

"sorry Ros, aku lagi ga ada uang nih" kata Ita mengelak.

"Ita mah kebiasaan deh, cuma kue Ta" kata Rosa ketus.

"udahlah Ros, ente lagi aja  yang bawa" kata Eman sambil mengambil kue lagi.

"ya Man, lu mah pengen yang gratisan aja" kata Rosa disambut dengan gelak tawa semuanya.

"Rosa kan baik, kalau ga ada Rosa kita pasti kelaparan" kata Ari yang disambut dengan kata "ya betul" oleh semuanya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya, Dina membawa kue lapis yang sengaja dia beli untuk membalas kebaikan Rosa. Dina juga ga mau kalau dibilang cuma bisa makan gratisan. Dina pun memberikan kue itu kepada Rosa untuk ditawarkan kepada yang lain.

"wah ada kue lagi nih" kata Ida.

"iya nih, Rosa baik deh" kata Eman sambil memakan kue itu.

Dina mendengar satu persatu teman kantornya memakan kue itu dan bilang terima kasih kepada Rosa. 

"Din, lihat tuh si Rosa bawa kue lagi" kata Dedi sambil memakan kue yang dibawa Dina.

"iya aku tau" kata Dina

"baik euy si Rosa bawa makanan terus" kata Dedi.

Dina hanya tersenyum simpul. "Alhamdulilah .. ya walaupun mereka tidak tau kalau aku yang bawa kue itu" batin Dina.

"oiya nti makan siang di kantor ya, Rosa mau masak nih" kata Rosa sambil melirik ke Dina.

"jangan repot-repot Ros, yang sering aja" kata Eman disambut tawa yang lain.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Satu jam sebelum jam istirahat, terdengar kalau Rosa sedang masak di dapur dibantu dengan teman-teman yang lain. Ya .. kalau yang lain hanya membantu sebentar karena masih di jam kerja sedangkan Dina sedang sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Merasa tidak enak kalau tidak membantu teman-temannya, Dina pun pergi menuju dapur, "wah sempit banget, dapurnya kecil tapi isinya penuh dengan orang" pikir Dina. Rosa yang melihat Dina hanya menatapnya sinis. Dina mencoba tak peduli. 

"aduuh ... ngapain kesini Din, udah selesai masaknya juga" kata Ani sambil membawa makanan yang telah matang.

"yaa... Dina kan ga ngebantuin, jadi ga boleh makan ama kita ya" kata Ita menimpali sambil tersenyum sinis. Mendengar itu Dina pun pergi meninggalkan mereka menuju ruangannya. 

Tiba waktunya makan siang, semua berkumpul kecuali Dina. Tak lama Bu Lani memanggil Dina untuk makan bareng. "ya bu .. sebentar" jawab Dina ragu. Lima belas menit berlalu Bu Lani kembali memanggil Dina. Akhirnya dengan berat hati Dina menghampiri mereka untuk makan bareng. Dina merasa semua mata memandangnya. Saat makan, tak sengaja Dina melihat ke arah Rosa yang kebetulan juga sedang menatapnya, "tatapannya nyakitin banget" batin Dina.

Selesai makan, Dina menghampiri Rosa untuk menanyakan arti tatapannya tadi.

"Ros maaf apa aku ada salah sama kamu ?, aku ga ngerti kenapa kamu selalu menatapku dengan sinis ?" tanya Dina.

"ga ada apa-apa" jawab Rosa sambil berpaling ke arah lain.

"ga mungkin kalau ga ada apa-apa, mata kamu itu nyakitin tau, udah berulang kali kamu ngeliat aku kaya gitu" kata Dina dengan nada sedikit keras.

"oke ..., ini semua karena aku ga suka sama kamu, aku ga suka ngeliat kamu" jawab Rosa mengagetkan Dina.

"kamu selalu diperhatiin Bu Lani, selalu dipuji, sedangkan aku ?, aku sengaja selalu membawa makanan, biar apa ?, biar ada yang merhatiin aku, ada yang muji aku, bukan kamu aja" lanjut Rosa.

"maaf Rosa, aku ....., kenapa kamu ga ngomong sama aku" tanya Dina benar-benar tak menyangka. 

"aku ga mau ngomong sama kamu, buat apa ?, untuk menunjukan kelemahan aku ?, aku bisa kok nyakitin kamu hanya dengan mataku" jawab Rosa ketus.

"oke ... matamu memang menyakitiku, tapi aku rasa kamu lebih sakit dari aku" kata Dina 

"maksud kamu apa ?" tanya Rosa

"saat ini, apa yang kamu rasakan setelah kamu ngomong sama aku tentang apa yang kamu rasakan, dibanding dengan kamu cuma menatapku seperti itu, tanya hati kamu" jawab Dina sambil pergi meninggalkan Rosa yang diam terpaku.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun