Satu jam sebelum jam istirahat, terdengar kalau Rosa sedang masak di dapur dibantu dengan teman-teman yang lain. Ya .. kalau yang lain hanya membantu sebentar karena masih di jam kerja sedangkan Dina sedang sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Merasa tidak enak kalau tidak membantu teman-temannya, Dina pun pergi menuju dapur, "wah sempit banget, dapurnya kecil tapi isinya penuh dengan orang" pikir Dina. Rosa yang melihat Dina hanya menatapnya sinis. Dina mencoba tak peduli.Â
"aduuh ... ngapain kesini Din, udah selesai masaknya juga" kata Ani sambil membawa makanan yang telah matang.
"yaa... Dina kan ga ngebantuin, jadi ga boleh makan ama kita ya" kata Ita menimpali sambil tersenyum sinis. Mendengar itu Dina pun pergi meninggalkan mereka menuju ruangannya.Â
Tiba waktunya makan siang, semua berkumpul kecuali Dina. Tak lama Bu Lani memanggil Dina untuk makan bareng. "ya bu .. sebentar" jawab Dina ragu. Lima belas menit berlalu Bu Lani kembali memanggil Dina. Akhirnya dengan berat hati Dina menghampiri mereka untuk makan bareng. Dina merasa semua mata memandangnya. Saat makan, tak sengaja Dina melihat ke arah Rosa yang kebetulan juga sedang menatapnya, "tatapannya nyakitin banget" batin Dina.
Selesai makan, Dina menghampiri Rosa untuk menanyakan arti tatapannya tadi.
"Ros maaf apa aku ada salah sama kamu ?, aku ga ngerti kenapa kamu selalu menatapku dengan sinis ?" tanya Dina.
"ga ada apa-apa" jawab Rosa sambil berpaling ke arah lain.
"ga mungkin kalau ga ada apa-apa, mata kamu itu nyakitin tau, udah berulang kali kamu ngeliat aku kaya gitu" kata Dina dengan nada sedikit keras.
"oke ..., ini semua karena aku ga suka sama kamu, aku ga suka ngeliat kamu" jawab Rosa mengagetkan Dina.
"kamu selalu diperhatiin Bu Lani, selalu dipuji, sedangkan aku ?, aku sengaja selalu membawa makanan, biar apa ?, biar ada yang merhatiin aku, ada yang muji aku, bukan kamu aja" lanjut Rosa.
"maaf Rosa, aku ....., kenapa kamu ga ngomong sama aku" tanya Dina benar-benar tak menyangka.Â