"Kamu boleh kok ngomong apapun yang sebenarnya, itu berarti kamu jujur" ucapku tiba-tiba.
Wanda, Anto dan Rani pun tercengang...
"Sin...ta ..." ucap Rani terbata-bata
"Ran... kamu ngomong aja, mumpung aku ada disini, dihadapan kamu bukan disamping kamu" kataku dengan lembut.
Rani terlihat ragu, tapi akhirnya ..
"Aku kesal sama kamu !. Aku akui kalau aku terlalu melebih-lebihkan dengan menyebut kamu tronton didepan teman-teman, itu aku lakukan supaya kamu terlihat jelek dihadapan mereka, supaya mereka melihat kekurangan kamu, supaya mereka berpikir kalau aku lebih baik dari kamu" ucap Rani dengan berapi-api.
"Aku merasa kalau aku lebih baik dari kamu, tapi kenapa semua orang hanya memandang kamu. Aku benci kamu yang bisa dapat perhatian tanpa usaha apapun" ujar Rani penuh dengan emosi.
"Jadi ... kata-kata kamu kemarin itu bukan bercanda ?" tanyaku dengan menahan perih
"Bukan .. itu bukan bercanda" jawab Rani ketus
"Terima kasih Ran, kamu sudah jujur, aku jadi lebih mengerti kamu. Lain kali, kalau kamu mau jujur, kamu lihat sekeliling kamu, kamu tanya hati kamu, karena jujur tidak harus menyakiti" ucapku dengan mata berkaca-kaca. Â Â
Suasanapun  menjadi hening, semua terpaku dan terdiam.