Sejarah merupakan peristiwa yang sudah terjadi di masa lampau dan kita tidak bisa melupakannya begitu saja. Karena walaupun sudah berlalu, dampak yang ditimbulkan bagi bangsa dan negara sangatlah besar seperti halnya dengan peristiwa Supersemar yang terjadi pada tanggal 11 Maret 1966.Â
Sampai saat ini, surat asli dari Supersemar masih menjadi perbincangan karena terdapat beragam versi. Namun, yang pasti pada saat itu Soeharto-lah yang menerima surat tersebut kemudian dilanjutkan dengan tindakan yang beliau lakukan untuk mengendalikan situasi pelik di dalam negeri. Soeharto memenuhi tiga tuntutan (Trikora) yang diajukan oleh mahasiswa (KAMI) yang isinya:
1. Bubarkan PKI
2. Bersihkan kabinet dari unsur G30S/PKI
3. Turunkan harga
Di ujung paling bawah Supersemar, bagian tertanda tertulis nama Soekarno. Namun sayangnya, Soekarno agaknya kurang setuju dengan tindakan Soeharto saat itu, sebab dituliskan dalam kisah bahwa Soekarno merasa dikibuli atau dibohongi oleh surat sakti tersebut. Soekarno merasa bahwa sebagai tokoh nasional tidak seharusnya ia ditahan dan dilarang menemui keluarganya.
Apakah bisa dibayangkan bagaimana jika seandainya Soeharto tidak memenuhi Trikora dan menjalankan Supersemar seperti yang diinginkan oleh Soekarno? Maka kita bisa menduga bahwa Soekarno pro dengan PKI, PKI merupakan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan karena PKI banyak korban yang berjatuhan dikarenakan keegoisannya.
 Selain itu, naiknya harga menyebabkan rakyat akan kalang kabut dikarenakan harga naik dan inflasi melonjak tinggi, kondisi ini akan membuat rakyat seakan mencekik lehernya sendiri karena kebutuhan sulit tercukupi. Semua itu kebanyakan menyengsarakan rakyat karena rakyat yang menjadi korbannya.
Lantas banyak dikisahkan juga bahwa Supersemar membuka timbulnya daerah kekuasaan yang dimiliki oleh Soeharto. Berdasarkan buku Anak Tani Jadi Presiden karya Travin Masyandi dan Alfin Murtie disebutkan bahwa kehidupan Soeharto sangatlah sederhana dari awal kehidupan menjelang akhir hayatnya. Hanya memang, perilaku dari anak-anak Soeharto kerap diisukan korupsi. Alhasil Soeharto menanggapi hal tersebut dengan, "Mereka kan sudah dewasa tau konsekuensinya."Â
Dibalik keberhasilan dari tindakan tersebut, banyak juga tindakan beliau yang menuai kontroversi. Setiap tindakan pasti akan menghasilkan dua hal, yaitu yang setuju dan tidak. Karena sejatinya kita tidak bisa memuaskan keinginan banyak orang. Sejarah memang demikian, kita tidak bisa merubahnya. Namun dengan sejarah kita bisa bersiaga dan mengantisipasi jangan sampai peristiwa yang sama terjadi dua kali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H