Mohon tunggu...
Nur Farihatul Khoiriyah
Nur Farihatul Khoiriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - being inspired and addicted to someone

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030006)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gadget Vs Anak-anak

20 Maret 2021   15:58 Diperbarui: 20 Maret 2021   16:08 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini memang zamannya media baru dimana teknologi semakin bertambang canggih. Manusia dibuat seakan-akan tidak bisa hidup tanpa adanya teknologi. Apalagi disaat pandemik seperti ini yang memang semua diharuskan melalui virtual tak lain menggunakan teknologi. Mulai dari anak sekolah hingga para pekerja semua berhubungan dengan teknologi. Maka disaat seperti ini jika gagap akan teknologi akan sangat sulit.

Gadget adalah salah satu teknologi yang sangat melekat pada manusia. Hampir semua orang di muka bumi ini memiliki gadget. Karena saat ini gadget tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat unutk menjalani kesehariannya. Bahkan, penggunaan gadget ini sudah mulai mempengaruhi anak-anak.

Berdasarkan data yang dilansir oleh New York Times, 70 persen orang tua mengaku mengizinkan anaknya untuk bermain gadget pada usia 6 bulan sampai 4 tahun, ketika mereka sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Selain itu, sebanyak 65 persen orang tua juga melakukan hal serupa untuk menenangkan anaknya saat brada di tempat umum.

Jika anak-anak sudah terpengaruh oleh gadget maka disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan. Beragam dampak yang ditimbulkan dari gadget nyatanya berpengaruh langsung pada mental dan tumbuh kembang anak hingga anak beranjak dewasa. Sebagai orang tua harus bisa menerapkan mindset terhadap anak bahwa penggunaan gadget harus ada aturannya.

Di Jepang sendiri mulai Februari 2020 diberlakukannya pembatasan penggunaan ponsel atau gadget pada anak-anak. Peraturan ini diberlakukan oleh Prefektur Kagawa Jepang. Nantinya, anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan ponsel mulai jam 10 malam.

Seorang pejabat parlemen Kagawa berpendapat bahwa banyak dampak negative yang dilihat dari penggunaan game dan internet bagi anak-anak di Jepang yang ketagihan bermain game dan internet melalui ponsel mereka. Peraturan pembatasan penggunaan ponsel tersebut hanya berlaku bagi anak-anak dibawah usia 18 tahun. Adanya peraturan tersebut menimbulkan pro dan kontra. Akan tetapi, masyarakat lebih cenderung menyetujui untuk memberlakukan peraturan pembatasan penggunaan ponsel tersebut.

Tujuan dari diberlakukannya peraturan tersebut untuk mencegah anak-anak kecanduan terhadap gadget. Anak jangan sampai terkena screen addict.

Screen addict yang dimaksud ialah kecanduan menatap layar baik ponsel, tablet maupun televisi. Paparan tontonan dan permainan seperti ini juga memicu anak kurang memiliki rasa empati dan simpati terhadap lingkungan sekitar.

Bisa dilihat sekarang ini anak-anak yang masih dibawah umur bahkan masih tergolong balita pun sudah mahir bermain gadget. Terkadang orang tua kurang memperhatikan dampak untuk anak-anak yang sudah kecanduan gadget. Para orang tua hanya berfikir dengan diberikannya gadget anak-anak tidak rewel dan tidak mengganggu orang tuanya. Banyak kejadian, anaknya diberi gadget agar orang tua tidak terganggu saat bermain ponsel sendiri. Ini adalah salah satu tindakan yang salah.

Bisa jadi anak yang sudah terkena screen addict ini  mengalami ketergangguan kesehatan mental. Bahayanya gadget bagi anak dapat menimbulkan masalah kesehatan mental, perubahan perilaku, hingga depresi. Anak menjadi lebih agresif dan mudah marah atau tersinggung jika orang tuanya tidak memberi akses untuk menggunakan gadget. Iritabilitas juga akan sangat mempengaruhi keterampilan lainnya pada anak khususnya dalam hal menahan diri, berpikir, dan mengendalikan emosi. Padahal, keterampilan pada anak ini membentuk dasar untuk kesuksesan di masa depan sang anak.

Anak-anak bisa juga mengembangkan berbagai masalah mental seperti kecemasa, kesepian, rasa bersalah, isolasi diri, depresi, dan perubahan suasana hati. Paparan yang berlebihan terhadap gadget dapat meningkatkan resiko ADHD dan autism terhadap anak-anak.

Selain bermasalah dalam kesehatan mental, ketergantungan terhadap gadget juga dapat mempengaruhi respons visual seorang anak. dalam permainan atau apapun itu yang ada dalam gadget biasanya berupa rangsangan visual yang bergerak cepat. Hal yang seperti itu akan membuat anak terbiasa dengan ritme memperhatikan renspons visual dengan cepat.

Dampak lainnya yaitu dapat mempengaruhi kesehatan mata. Saat anak-anak bermain gadget pasti tidak dalam waktu yang sebentar. Mereka cenderung lebih lama bermain dengan gadget daripada bermain dengan temannya. Menatap layar gadget selama berjam-jam akan menimbulkan rasa pusing. Apalagi pada anak kecil, kebiasaan menatap layar gadget terlalu lama ini akan merusak kesehatan mata. Tidak sedikit dari mereka yang pada akhirnya menggunakan kaca mata karena kecanduan bermain gadget.

Dampak-dampak yang buruk tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan berbagai cara. Orang tua harus membuat jadwal untuk sang anak, misalnya jadwal menonton televise bersama atau bermain bersama. Orang tua merupakan role mode bagi anak di rumah. Anak-anak akan mencontoh dari perilaku orang tuanya. Oleh karena itu orang tua juga harus mengurangi penggunaan terhadap gadget ketika berada di rumah. Itu sebagai upaya agar anak juga tidak kecanduan terhadap gadget.

Pada dasarnya orang tua jangan takut atau khawatir anak-anak akan terpapar asiknya main gadget dari lingkungan sekitar.  Tidak perlu khawatir juga akan tuntutan zaman. Anak sejatinya akan belajar pada waktu yang tepat. Yang paling penting disini peran orang tua dalam membentuk hubungan dan mental terhadap anak. Ketika anak mudah untuk di control saat berada dirumah atau bahkan di luar rumah, mereka akan lebih siap untuk menghadapi perkembangan zaman di era teknologi seperti ini. Orang tua menjadi peran yang sangat penting untuk penentu masa depan sang anak.

Pembiasaan dari usia dini untuk tidak terlalu berpegang pada gadget. Diberikan pengarahan dan pengertian bahwa gadget juga memiliki sisi negative untuk sang anak. Ada saatnya anak bermain juga harus tetap dibatasi waktu untuk bermain. selalu diawasi dan dipantau apa saja yang dilakukan anak saat menggunakan gadget. Jika beberapa upaya tersebut dilakukan, anak akan terbiasa dengan peraturan orang tuanya dan tidak kecanduan terhadap gadget.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun