Setiap orang tua mempunyai cara tersendiri untuk mendidik anak-anaknya. Ada yang menerapkan pola kedisiplinan yang tinggi, ada pula orang tua yang sangat membebaskan anaknya terhadap pilihan yang disukai anak tersebut.
Ada beberapa reset mengenai pertumbuhan anak, para peneliti menyepakati bahwa penerimaan-penolakan dan aturan yang mengontrol-membebaskan menentukan perilaku dan penilaian anak terhadap orang tuanya.Â
Didikan dasar semacam itulah yang juga menentukan proses sosialisasi anak dengan lingkungannya kelak.
 Lalu apasih strict parents itu? Apakah membawa dampak buruk bagi pertumbuhan anak?
Dikutip dari Parentingforbrain, dalam ilmu psikologi strict parents atau orang tua yang ketat diartikan sebagai orang tua yang menempatkan standar dan tuntutan yang tinggi terhadap anak-anaknya.
Orang tua yang tegas dapat berwibawa atau otoriter, tergantung pada tingkat kedisiplinan orang tua dan daya tanggap terhadap kebutuhan anak-anak mereka.Â
Ketika orang tua memasang standar yang tinggi terhadap anaknya disertai dengan dukungan yang penuh dan responsif, itu adalah orang tua yang berwibawa.Â
Meskipun orang tua yang mempunyai sifat strict parents, mereka harus tetap berwibawa dalam artian, para orang tua tetap menghargai pendapat dan pemikiran anak-anaknya.Â
Mereka mengizinkan anak-anaknya untuk menolak atau memberikan pendapat lain. Pola asuh yang otoritas biasanya akan menghasilkan didikan yang baik untuk anak-anaknya.
Namun ada juga beberapa kasus orang tua yang strict parents sangat mengekang anaknya, orang tua yang suka mengatur anaknya sesuai dengan kemauan sendiri.Â
Anaknya dilarang dalam banyak hal. Ia hanya boleh melakukan sesuai dengan aturan yang orang tuanya berikan. Yang semacam inilah didikan yang tidak baik. Lama kelamaan anak akan merasa tertekan.