Mohon tunggu...
Riri Wijaya
Riri Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Be Your Self

Announcer and Producer@Radio 103.4FM. Humas Portupencanak, MC, Moderator,pengajar, pengisi suara iklan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gigi Sulit Tumbuh tapi Hilang Tanpa Makna

12 September 2017   17:58 Diperbarui: 12 September 2017   18:23 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu kekinian pasti akan sangat  Up To Date  dan peduli pada tumbuh kembang bayi yang dilahirkannya, sangat berharap bahwa  bayi --bayi  ini memiliki organ kelengkapan dan "gigi yang bagus."  Kenapa harus peduli dengan gigi? Karena gigi adalah satu-satunya organ tubuh yang tidak bisa diperbaiki  lagi setelah rusak! (selain gigi susu tentunya) Nah... menarik bukan?

Menurut drg. Nyoman Suarthanu  MAP dari  RSUD Pademangan Jakarta Utara,  Pada usia Enam (6) tahun,  manusia mulai tumbuh gigi tetap menggantikan gigi susu, baik gigi seri maupun gigi geraham. Perhatian orang tua harus optimal karena gigi tetap inilah yang akan kita gunakan seumur hidup. Ditambahkan pula,  banyak sekali kejadian anak mengalami "gigi rusak permanen" dan terpaksa dilakukan pencabutan  sebelum usianya mencapai Sembilan (9) tahun.

Jika anak mengalami gigi berlubang atau busuk, ini bisa menjadi sumber infeksi/ sumber penyebaran infeksi yang dapat menjalar ke seluruh organ tubuh melalui peredaran darah menyebar  ke otak, sendi, jantung, ginjal dan menjadi faktor predisposisi (ikutan)  kematian.

Apa yang terjadi jika  gigi tetap anak sudah dicabut sejak usia dini?  fungsi pengunyahan maupun  pencernaan pasti akan ikut terganggu, sehingga fungsi penyerapan yang berkorelasi  pada tumbuh kembang anakpun  ikut  bermasalah.

Ini bisa menjadi awal mula rendahnya kemampuan anak,  baik  perkembangan gerak otot maupun gerak otak dan pada akhirnya berdampak pada kesehatan secara umum.

Menutup perbincangan,  drg. Nyoman berpesan kepada para calon ibu, para ibu muda, dan para ayah untuk berperan aktif  melakukan upaya prepentif bagi  kesehatan gigi anggota keluarga dan menjadi role model bagi si kecil.

Indikator sehat, tak hanya  adanya keluhan tetapi bagaimana  kondisi  jaringan bisa digunakan dengan  semestinya. 

Salam sehat dari penulis. (Riri Wijaya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun