PENULIS : Riris Nauli Pasaribu, jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Sumatera Utara praktikum I yang di supervisori oleh dosen Dra.Tuti Atika M.SP
Pandemi Covid-19 yang penyebarannya sangat cepat dan terus meningkat tinggi mengakibatkan keresahan bagi masyarakat. Situasi ini membawa banyak dampak di kehidupan masyarakat termasuk di dunia pendidikan. Karena kondisi yang tidak memadai mengakibatkan para pelajar dibatasi untuk belajar dan mengajar dilakukan secara daring sesuai dengan aturan pemerintah.
Kondisi belajar secara daring menimbulkan kejenuhan, ketidakpahaman, serta kemalasan terhadap para  pelajar. Hal ini juga dialami oleh anak sekolah yang tinggal di daerah perkampungan. Berdasarkan hasil observasi dan assessment dengan orang tua dan anak sekolah dasar, kebanyakan orang tua yang masih memiliki anak sekolah mengalami kesulitan dalam hal mengajar anak dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah  anaknya, tidak lagi mengerti pelajaran anak menjadi salah satu alasan orang tua dalam mendampingi anak untuk belajar. Tidak hanya kesulitan dalam mengajar,  orang tua juga tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan pendampingan mengajar setiap saat karena kondisi orang tua yang bekerja sebagai petani dan harus bekerja dari pagi hingga sore hari.
Anak sekolah juga mengalami kesulitan karena tugas yang diberikan oleh gurunya yang banyak tidak dapat diselesaikan tepat waktu karena tidak mengerti pembelajarannya. Orang tua juga tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk mendampingi anak dalam belajar sehingga kebanyakan anak-anak merasa takut dan malas untuk mengerjakan tugas.
Melihat kondisi inilah Riris Pasaribu selaku  penduduk desa setempat dan merupakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara prodi ilmu kesejahteraan sosial yang melaksanakan praktikum dan didampingi oleh supervisor  dosen Dra.Tuti Atika M.SP melakukan inisiatif inovasi kelompok belajar di sekitar rumah di desa Hariarapintu kecamatan Harian, kabupaten Samosir dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Hal mendasar yang menjadi alasan utama dilaksanaknya program inovasi kelompok pelajar "Karena keluhan orang tua yang mengalami kesulitan dalam mendampingi anak-anak"ujar Riris.
Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok belajar dilakukan tiga kali seminggu antara lain membantu anak  sekolah dasar dalam mengerjakan dan menjelaskan tugas dari gurunya. Inovasi yang Riris gunakan dalam membantu mengerjakan tugas anak SD yaitu dengan memberikan contoh yang mirip dengan tugasnya, sehingga mereka dapat memahami materinya dan mampu menyelesaikan pekerjaan rumahnya (PR) sendiri.  Adapun tindakan pertama yang dilakukan dalam pertemuan kelompok belajar, Riris mengedukasi anak-anak bagaimana mencuci tangan yang benar dan memberikan video pengetahuan yang berkaitan tentang covid 19, sehingga anak anak dapat mengetahui tentang covid karena pada yang pada umumnya mereka tidak memiliki media untuk mengetahui informasi mengenai covid 19.
Setiap melakukan kelompok belajar setiap siswa wajib mencuci tangan dengan benar, menggunakan masker dan menjaga jarak. Selain membantu dalam mengerjakan tugas, Riris juga melakukan kegiatan mengedukasi penggunaan word office terhadap anak-anak. Kegiatan ini dilakukan guna mendukung siswa dalam pengenalan dan penggunaan leptop, karena fasilitas di sekolah SDN 12 Hariarapintu yang belum memadai.
Sembari melakukan pembelajaran bersama, Riris juga membuat inovasi mengenai belajar menabung sejak dini yang nantinya dapat membeli benda yang lebih dibutuhkan, seperti membeli meja belajar yang dapat digunakan anak-anak selama belajar di rumah.
Selama  program inovasi kelompok belajar berjalan beberapa dampak maupun peningkatan yang terlihat dari anak-anak diantaranya anak-anak merasa terbantu dalam mengerjakan tugas rumah (PR) dan memahami materi pembelajaran nya,  beban orang tua  sedikit berkurang dan tidak lagi mengganggu pekerjaannya, anak anak mengetahui penggunaan komputer seperti menghidupkan dan mematikan laptop serta penggunaan Microsoft word. Anak anak juga lebih  mengetahui informasi seputaran covid 19 demi mencegah penyebaran virus. Dampak inovasi kelompok belajar juga dirasakan oleh orang tua dari anak-anak dan mendukung adanya kelompok belajar tersebut.
Saat proses terminasi di pertengahan Desember saya tidak lupa memberikan motivasi kepada anak-anak untuk tetap giat belajar dan terus menabung sejak dini. Hasil tabungan bersama ini setiap anak memperoleh meja belajar diakhiri program inovasi kelompok belajar. Dan harapannya kelompok belajar ini tetap berjalan, walapun hanya beberapa kali pertemuan, karena anak-anak dapat lebih mudah belajar dalam kelompok dan melatih kemampuan anak-anak untuk menyelesaikan suatu masalah dengan berdiskusi bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H