Mohon tunggu...
Riri Santy
Riri Santy Mohon Tunggu... Seniman - penulis yang ingin menulis. tidak ada kata terlambat untuk menulis. jika kalian menulis berarti memberi makna dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap

Magister S2 Penulis Pengampu di SMK Negeri 2 Palembang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nyawa Pendidikan yang Dititipkan pada Pejabat

1 April 2019   13:50 Diperbarui: 2 April 2019   15:45 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahirnya hari pahlawan terutama dari kepemimpinan adalah hal paling mudah untuk menilai kesepahaman dalam dunia pendidikan. Mencari pahlawan di dalam dunia pendidikan adalah hal yang paling mudah dicernah untuk melihat pahlawan masa depan.

Di Indonesia lahirnya hari pahlawan diperingati setiap 10 November. Sekilas terjadinya tanggal 10 November 1945, ketika Mayjen Robert Mansergh selaku pengganti Brigjen Mallaby mengeluarkan ultimatum terhadap semua masyarakat Indonesia yang bersenjata termasuk pimpinan perang dari Indonesia. Ultimatum tersebut dianggap sebagai hinaan kepada Republik Indonesia dengan alasan bahwa Indonesia sudah merdeka dan tidak ada hak bagi pemerintahan Belanda untuk mengambil kembali kemerdekaan Republik Indonesia. Kemudian, tentara Inggirs melakukan serangan besar-besaran dengan melakukan pengeboman ke gedung-gedung.

Pertempuran di Surabaya ini menginspirasi masyarakat Indonesia lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dan mengusir penjajah. Banyaknya rakyat Indonesia terutama pemuda yang tewas pada peristiwa ini menjadikan tanggal 10 November sebagai peringatan hari pahlawan untuk selalu mengenang jasa-jasa para pahlawan yang rela memipin negeri, mereka sebenarnya adalah pemimpin yang tulus dan rela berkorban tanpa pamrih dan tanpa menuntut apapun dari hasil perjuangan 10 November tersebut.

Lalu kepahlawanan yang bagaimanakah yang akan ditorehkan oleh para pemuda dewasa ini dan masa-masa yang akan datang. Menjadi pemimpin yang bagaimanakah seharusnya agar bisa dijadikan teladan. Pada masa lalu penjuang adalah pahlawan yang rela berkorban demi nusa dan bangsa tanpa adanya pamrih.

Sedangkan di zaman melineal  ini menjadi seorang pahlawan sebagai kedok dari hasil mepercundangi dunia. Terutama dunia pendidikan. Dunia pendidikan yang notebonenya adalah dasar untuk menciptakan berbagai pahlawan masa mendatang. Akan tetapi, kenyataannya jauh dari kemurnian dari cara mendaparkannya selain mengadaikan nyawa pada penguasa sebagai titipan pejabat atau penguasa? Lalu apa modal lainnya selain kemerosotan moral bangsa. (121c4)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun