Mohon tunggu...
Riris Sapitri
Riris Sapitri Mohon Tunggu... Penulis - mysterious

mysterious

Selanjutnya

Tutup

Nature

Penanganan Masalah Sampah Laut Menurut Diri Sendiri

24 Februari 2021   10:07 Diperbarui: 24 Februari 2021   10:26 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber  Gambar: https://unsplash.com/@brian_yuri

Latar belakang pendidikan saya ialah pendidikan. Jurusan saya adalah administrasi pendidikan, dimana ilmunya dapat diterapkan terkait manajemen pembasmian sampah laut secara berkelanjutan. Fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

  • Dalam bagian perencanaan yaitu menyusun rencana/planning terkait pembersihan sampah laut entah waktu yang ditentukan untuk melakukan pembersihan atau menentukan pengelohan sampah laut menjadi kerajinan/pupuk.
  • Pengorganisasian yaitu pemisahan antara sampah organik dan sampah non organik. Dilakukan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya atau sesuai dengan kebutuhan yang akan dijadikan kerajinan. Misalnya botol plastik dengan botol plastik
  • Pelaksanaan yaitu melakukan pembasmian sampah laut dengan terjun langsung ke laut dan membersihkan area pinggir laut. Selain itu, melakukan pengolahan sampah laut dengan teknologi tradisional maupun modern.
  • Pengawasan yaitu melakukan pengawasan setiap 1 minggu sekali atau 2 minggu sekali untuk memantau kebersihan air laut. Melakukan pengawasan ini dapat bekerja sama dengan pihak setempat. Diberlakukan hukuman jika adanya masyarakat yang membuang sampah ke laut, begitu pun dengan aturan pemerintah/daerah lebih diperketat lagi.

Justru permasalahan lingkungan khususnya sampah laut merupakan masalah yang harus diselesaikan bersama oleh masyarakat Indonesia. Khususnya mahasiswa yang harus aktif menjadi volunteer dan melakukan kerja sama dengan masyarakat dalam membangun dan menjaga kebersihan lingkungan. Negara Indonesia harus menjadi negara ramah lingkungan baik di daratan maupun lautan.

Jika solusi permasalahan tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya saya akan mengevaluasi solusi tersebut. Apa yang menjadi hambatan ketika solusi tersebut dijalankan maka akan dicarikan lagi solusinya. Jika solusi tersebut, sudah tidak layak untuk dijalankan maka saya akan mencari solusi yang lain. 

Saya akan mengajari masyarakat disana tentang cara mengolah sampah. Bahwa sampah juga merupakan benda berharga yang bisa diolah menjadi pupuk, kerajinan, gas, bio solar, dan sebagainya. Bahwa olahan sampah dapat menghasilkan uang dan mensejahterakan masyarakat sekitar. Kita juga bisa menjual produk dari sampah ke kota-kota lain.

Dengan adanya teknologi semua pekerjaan manusia menjadi mudah dan cepat. Manusia dimainkan oleh teknologi, bukan manusia memainkan teknologi. Sehingga manusia sangat bergantung dan mengandalkan teknologi. Padahal dengan adanya teknologi ini manusia harus bisa memproduksi bahan dengan teknologi menjadi sebuah produk. 

Disela-sela penggunaan teknologi juga dan perilaku konsumtif harusnya manusia menerapkan perilaku ramah lingkungan, menghargai setiap produk yang telah dipakai dan mengolahnya ketika masih bisa diolah dan bermanfaat. 

Selain itu kita juga harus belajar menggunakan produk-produk sekali pakai dan belajar memilah sampah untuk diolah. Kita juga harus mulai dari diri sendiri dengan memiliki niat dan motivasi untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan ramah lingkungan, dimulai dengan menggunakan bahan-bahan yang berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun