Mohon tunggu...
Riris RifkiyahAlfitriyah
Riris RifkiyahAlfitriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Insan Cita Indonesia / Fungsionaris Kohati PB HMI

Halo, saya Riris, penulis di blog ini. Suka menulis, menonton anime/film, dan menjelajahi alam. Sebagai ENFJ, senang berinteraksi dengan orang lain. Saya juga suka menonton anime/film untuk mengisi waktu luang, serta sering menjelajahi alam karena percaya alam memberikan ketenangan. Dikenal ramah, peduli, dan bersemangat, hehehe.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Puasa Bagi Perempuan Hamil: Antara Kesehatan dan Kewajiban Agama

26 April 2024   06:00 Diperbarui: 26 April 2024   20:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa di bulan Ramadhan adalah kewajiban agama bagi umat Muslim, namun bagi perempuan hamil, pertanyaan tentang apakah mereka harus berpuasa atau tidak seringkali muncul.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tema puasa bagi perempuan hamil dengan pendekatan yang santai namun akademis.


Kewajiban Agama dan Kesehatan
Puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim, namun terdapat pengecualian bagi mereka yang dalam keadaan sakit atau dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk berpuasa.

Termasuk di antaranya adalah perempuan hamil. Dalam Islam, kesehatan dan keselamatan ibu dan janin selalu menjadi prioritas utama.


Perspektif Agama
Dalam ajaran Islam, kesehatan dan keberlangsungan hidup merupakan aspek penting yang diperhatikan.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Tidak ada kewajiban (berpuasa) bagi wanita hamil dan menyusui." (HR Bukhari-Muslim).

Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam memberikan kelonggaran bagi perempuan hamil untuk tidak berpuasa jika kondisi kesehatannya membutuhkan.


Kesehatan Perempuan Hamil
Kesehatan perempuan hamil adalah hal yang sangat penting. Selama kehamilan, tubuh perempuan mengalami perubahan hormon dan metabolisme yang signifikan.

Menahan diri dari makanan dan minuman selama berpuasa dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan ketidakseimbangan gizi, yang berpotensi berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin.


Pengecualian Berpuasa Bagi Perempuan Hamil
Perempuan hamil yang memutuskan untuk tidak berpuasa biasanya dianjurkan untuk membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin sebagai pengganti satu hari puasa yang ditinggalkan.

Namun, keputusan untuk berpuasa atau tidak juga harus didiskusikan dengan dokter kandungan, terutama untuk kasus-kasus yang melibatkan risiko kesehatan tertentu.


Manfaat Berpuasa bagi Perempuan Hamil
Meskipun terdapat pengecualian untuk perempuan hamil dalam berpuasa, beberapa perempuan memilih untuk tetap berpuasa jika kondisi kesehatan mereka memungkinkan.

Mereka percaya bahwa berpuasa dapat membawa manfaat spiritual, menguatkan ketahanan diri, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya ibadah.


Jadi, puasa di bulan Ramadhan adalah kewajiban agama bagi umat Muslim, namun perempuan hamil diberikan kelonggaran untuk tidak berpuasa jika kondisi kesehatannya membutuhkan.

Kesehatan dan keselamatan ibu dan janin selalu menjadi prioritas utama dalam ajaran Islam.


Dengan demikian, penting bagi perempuan hamil untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan mereka sebelum memutuskan untuk berpuasa atau tidak.

Keputusan ini harus didasarkan pada kondisi kesehatan individu dan kepentingan terbaik bagi ibu dan janin.


Sumber:

Bukhari-Muslim. Hadith no. 1916, 1917, 3547, 3548.
Al-Mubarakpuri, S. R. (1996). Tafsir Ibn Kathir (Vol. 1). Riyadh: Darussalam.
Rahman, F., & Haque, M. M. (2013). Effect of Ramadan fasting on maternal health and pregnancy outcomes. Indian Journal of Community Medicine, 38(4), 214--217.
Al-Bukhari. (n.d.). Sahih Al-Bukhari: Book of fasting. Retrieved from https://sunnah.com/bukhari/31

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun