Mohon tunggu...
Riris AridaEnggarwati
Riris AridaEnggarwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - hallo aku riris

hanya untuk senang-senang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Budidaya dan Pembaharuan Green House Asman Toga sebagai Bentuk Kepedulian Menuju Desa Sehat

19 Januari 2022   23:37 Diperbarui: 19 Januari 2022   23:46 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Wisata Bendosari terletak di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, berada di sebelah barat Kota Batu. Desa yang berpenduduk 3.915 jiwa, tersebar di lima dusun ini memiliki berbagai potensi alam yang masih perawan dan sangat menawan. 

Jika dilihat berdasarkan letak geografis daerah ini mempunyai potensi dibidang pertanian yang sangat luas, serta mayoritas mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani. 

Hal ini juga didukung dengan adanya kesuburan tanah di daerah Desa Bendosari, dengan adanya kesuburan tanah tersebut maka sangat cocok untuk dijadikan sebagai wahana bertani.

Dengan adanya kesuburan tanah yang ada di Desa Bendosari tersebut maka ada beberapa keuntungan yang didapat, salah satunya adalah dukungan dari Dinas Perhutani. 

Dukungan tersebut mengenai tanaman keluarga, hal ini sangat diperlukan di Desa Bendosari, mengingat letak geografis yang sangat jauh dari perkotaan dan mempunyai tanah yang subur maka tanaman keluarga cocok untuk pendamping masyarakat desa tersebut. 

Tanaman pendamping ini bisa dalam bentuk tanaman obat keluarga maupun tanaman yang lain. Namun, terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan di Desa Bendosari, diantaranya adalah minimnya pemanfaatan tanaman sekitar untuk dijadikan sebagai obat-obatan, seperti kencur, jahe, kumis kucing, kunyit, dan lain-lain. Masih banyaknya pekarangan yang kosong di Desa Bendosari, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai lahan penanaman obat keluarga atau apotek hidup. 

Apalagi bulan-bulan kemaren kasus covid-19 sempat emningkat dan akhir-akhir ini juga dikabarkan muncul varian covid baru yaitu Omicron dan Delmicron. Dimana hal ini membuat tanaman obat keluarga seperti kunyit, jahe merah, kunir dll sangat dibutuhkan dan banyak dicari pasaran. Karena tanaman ini dapat meningkatkan imunitas tubuh dan juga dapat menjaga kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, menurut kami penting sekali melakukan pembaharuan pekarangan Asman Toga dan membudidayakan tanaman obat keluarga ini agar masyarakat dapat memanfaatkan tanaman obat keluarga ini sebagai bahan untuk menjaga imunitas tubuh mereka dari ancaman virus covid-19 dan dari virus yang lainnya. Disamping itu selain sebagi obat bisa dijadikan bumbu dapur.

Pembaharuan Asman Toga ini kami lakukan mulai sekitar tanggal 1-16 Januari 2022 yang juga dibantu beberapa warga sekitar. Pada kesempatan kali ini, kami membantu membudidayakn dan melkukan pembaharuan green house Asman Toga (Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga) sebagai bentuk kepedulian kami menuju desa sehat. 

Ketika kami observasi diawal terlihat pekarangan Asman Toga sangat tidak terurus sekali, tanamannya pun hanya ada pandan dan mint saja dan itu pun hanya beberapa tanaman saja. Masih banyak petak yang kosong dan belum terisi. 

Disana juga disediakan rak yang panjang untuk tanaman namun sayanganya masih kosng juga dan tidak terisi. Banyak rumput liar yang tumbuh disana. Bu Lurah dan Bu Kasun memasrahkan sepenuhnya green house Asman Toga untuk kami otak-atik dan kami rawat, beliau sangat mengharapkan kami bisa melakukan perubahan untuk green house Asman Toga yang juga merupakan salah satu program desa yang masih baru.

"Segalanya terkait green house Asman Toga saya pasrahkan kepada kalian, kalau bisa kalian buat sekkreatif mungkin mau di otak-atik juga tidak masalah." Jelas Bu Yuliarti, Kepala Dusun Cukal.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Pertama-tama kami memulai dengan mencabuti beberapa rumput liar yang ada setelah itu kami mulai menanam beberapa bibit tanaman yang telah kami bawa dari rumah dan ada juga sebagian yang kami beli. Disana terdapat 7 petak dan rak panjang yang kosong. Untuk di rak kami menanami tanaman lempuyang, jahe, pecut kuda, lidah buaya, sirih merah, ekor kuda, sambang getih, shiso, sambaing darah, kumis kucing dan purwaceng. 

Dibagian rak panjang kami menanami tanaman dengan wadah polybag. Karena kami kekurangan tanah untuk dicampur dengan pupuk, kami mencari alternatif dengan mencari tanah di lereng bukit. Dimana nanatinya akan dicampur dengan pupuk dari kotoran sapi dan ditanam beserta bibit dalam polybag. Sedangkan untuk yang di petak bawah kami menanami tanaman lengkuas, jahe, temulawak, pandan, kelor, serai merah, dan kunyit. Karena disana kami kekuarangan tanah.

Dokpri
Dokpri

Kami sengaja menanami pekarangan Asman Toga langsung dalam bentuk tanaman yang sudah jadi atau hasil steak an karena menurut kami jika kami menanam mulai dari biji maka kebanyakan pasti gagal disamping itu warga di sini masih kurang sekali kepeduliannya dalam merawat green house Asman Toga karena sibuk ke sawah dan ternak sapi nya. Sehingga menurut Bu Lurah tanamannya berrhasil tumbuh ke permukaan saja beliau sudah sangat bersyukur sekali karena perawatnnya akan lebih mudah.

"Alhamdulillah dengan adanya mas-mas dan mbak-mbak KKM saya merasa terbantu karena green house Asman Toga sudah dibuat sebegitu bagus dan petak-petak yang kosong sudah terisi full tanaman obat keluarga". Jelas Sri Hari Kartini, Bu Lurah Desa Bendosari.

Adanya program pembaharuan dan budidaya tanaman obat keluarga ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh. Kami berharap masyarakat bisa terus merawat dan membudidayakan di setiap rumah tanaman obat keluarga untuk menuju desa yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun