Disusun Oleh:Â
Ririn Mardiana (201530113)
UIN Sultan Maulana Hasanuddin BantenÂ
   Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek wisata itu berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek wisata. Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang memiliki obyek wisata yang berpotensi. Provinsi Banten terdiri dari 4 kota dan 4 kabupaten yang masing-masing kabupaten memiliki berbagai jenis obyek wisata dan daya tarik wisata yang menarik untuk diperkenalkan kepada wisatawan domestik dan mancanegara. Kabupaten Tangerang adalah salah satu daerah kaya akan obyek wisata alam, wisata budaya, peninggalan sejarah, dan wisata rohani. Sektor wisata juga telah memainkan peran penting dalam kegiatan ekonomi global, dan industri pariwisata telah menjadi industri penting bagi banyak negara untuk berupaya mengembangkannya (Hsieh & Kung, 2013). Karena dapat menghasilkan devisa dan sekaligus diharapkan akan memperluas kesempatan kerja dan menciptakan kesempatan kerja dan menciptakan usaha bagi masyarakat. Masyarakat daerah setempat secara tidak langsung merasakan adanya dampak dari pariwisata yang ada. Dampak yang menguntungkan seperti terciptanya lapangan pekerjaan, meningkatnya pendapatan, dan meningkatnya keramaian. Selain itu, sektor pariwisata juga akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat setempat (Eshlikii & Kaboud, 2012).Â
   Suatu pembangunan wisata akan ada campur tangan dan partisipasi warga sekitar dalam rencana terhadap wisata tersebut. Hal ini dilihat dari komunitas warga lokal menjadi sumber daya yang memiliki kualitas khas, dan menjadi berperan utama dalam kegiatan tersebut. Salah satu yang mengutamakan sumber daya warga lokal dalam pembangunannya terdapat wisata alam dan agro, yang didukung dengan suatu komunitas didalamnya. Konsep ini memperlihatkan bahwa warga lokal dapat ikut terlibat langsung serta melakukan pemeliharaan untuk penataan dan pengembangan wisata tersebut, konsep ini bisa dikatakan sebagai berbasis partisipasi masyarakat lokal. Tak hanya itu warga lokal juga dapat terlibat dalam melakukan usaha untuk mendapatkan keuntungan di kawasan wisata tersebut.
    Salah satu kekayaan alam yang berada di Kabupaten Tangerang terletak di Desa Cisoka, Kecamatan Cisoka. Kecamatan Tersebut Memilik luas 28,78 Km atau sebesar 3% dari total luas keseluruhan Kabupaten Tangerang. Kemudian kekayaan alam tersebut salah satunya merupakan Objek Wisata Telaga Biru yang terletak di Dusun Cigaru, Desa Cisoka, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan wisata bekas galian pasir. Dimana sejarahnya wisata ini terbentuk dari aktivitas manusia yang dahulu merupakan kawasan area penambangan pasir pada tahun 2006 - 2012. Namun telah terhenti setelah mencapai pedalaman yang tidak produktif lagi, dan kemudian tempat ini ditinggalkan dan tidak terurus. Aktivitas penambangannya ini yang tidak berkelanjutan menyisakan cekungan yang dalam menjadi 3 bagian, dengan kedalaman masing masing telaga yakni 5 - 20 meter. Sehingga pemilik lahan berinisiatif untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata yang berpotensi pada desa Cisoka.Â
   Kawasan wisata Telaga Biru Cisoka ini memiliki potensi keindahan alam dan juga panorama yang indah saat sunset ataupun sunrise. Tak hanya itu, kawasan ini juga memiliki area perairan dan persawahan sebesar 10,84 Ha. Namun pada kawasan wisata Telaga Biru Cisoka belum memiliki konsep yang baik pada kawasannya, sehingga penulis bertujuan untuk menentukan konsep yang sesuai untuk wisata Telaga Biru dan juga agar wisata ini memiliki peningkatan kualitas dan daya Tarik tersendiri bagi para pengunjung. Maka pada objek penelitian untuk wisata ini, penulis akan mengusulkan pembuatan rencana penataan dan menjadi tempat destinasi wisata di desa agar wisata Telaga Biru Cisoka lebih tertata dan terawat.Â
Sejarah Telaga Biru CigaruÂ
   Telaga Biru Cigaru terbentuk dari aktivitas manusia, yaitu penggalian pasir dari tahun 2006 sampai 2012. Setelah mencapai kedalaman yang tidak produktif lagi, tempat ini ditinggalkan dan memiliki genangan air. Terdapat beberapa telaga dengan warnanya yang berbeda-beda menjadi kan telaga ini magnet tersendiri bagi wisatawan. Telaga Biru beroperasi menjadi tempat wisata sejak tahun 2015. Tempat ini cocok untuk menikamati alam sehingga dapat memanjakan mata. Tidak heran banyak pengunjung yang hanya sekedar bersantai menikmati alam, Telaga biru ini juga sering sekali di pakai untuk prewedding karena warna danaunya yang unik dan eksotis. Telaga buatan ini menarik untuk dijadikan background fotografi. Selain fotografi prewedding, banyak juga komunitas-komunitas fotografer dengan membawa modelnya berkunjung untuk mendapatkan hasil view yang indah di Telaga Biru Cigaru.
 Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development)
   Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam, kekayaan budaya dan keramahtamahan pelayanan, sedikit sekali sumberdaya yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini. Bahkan berdasarkan berbagai contoh pengelolaan kepariwisataan yang baik, kondisi lingkungan alam dan masyarakat di suatu destinasi wisata mengalami peningkatan yang berarti sebagai akibat dari pengembangan keparwiwisataan di daerahnya.
   Pengembangan kepariwisataan daerah selayaknya dikembangkan dengan tetap mengacu kepada paradigma baru pembangunan kepariwisataan yang telah dikemukakan sebelumnya. Pengalaman pembangunan di daerah Cigaru perlu diperhatikan agar meningkatkan daya tarik wisatawan. Perencanaan yang matang melalui penyiapan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata daerah di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota sudah harus dimulai untuk menemukenali wilayah yang akan dijadikan sebagai lokasi pengembangan kepariwisataan yang tetap ditujukan untuk meningkatkan peran serta dan kesejahteraan masyarakat seluasluasnya.
   Berdasarkan berbagai kondisi tersebut, pengembangan pariwisata di bebagai daerah, khususnya di wilayah Cigaru, harus difokuskan pada pengembangan pariwisata berbasis pembangunan dengan dukungan lahan tempat yang masi kosong dan penataan tempat wisata. Fokus pembangunan kepariwisataan ini akan mampu memposisikan kawasan Telaga Biru sebagai destinasi utama pariwisata yang berbeda dengan daerah lainnya Adapun pembangunan yang perlu pikirkan untuk menata Telaga Biru Cisoka menjadi tempat wisata yang terkonsep, yaitu:Â
Mempertahankan Empat Danau atau Telaga yang menjadi objek wisataÂ
    Permasalahan dan potensi pertama pada Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka yakni terdapat empat Danau yang menjadi objek wisata, terdiri dari Danau A, Danau B, Danau C, dan Danau D. Zona Pertanian dan Perkebunan Pada zona pengembangan ini memiliki fungsi sebagai area yang dikembangkan yang diperuntukan menjadi potensi bentang alam dan lanskap, dimana area ini dapat menjadi area rekreasi atau kegiatan yang direncanakan dalam pengembangan berupa kegiatan pertanian dan perkebunan.
 Zona Pendukung
    Pada zona pendukung ini menjadi area sebagai fungsi untuk suatu pelayanan dari aktivitas dan kegiatan berupa fasilitas bagi para pengunjung. Sehingga fasilitas tersebut menjadi pendukung bagi terwujudnya kegiatan yang direncanakan pada Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka. Dimana area pelayanan ini dapat terdiri atas sarana dan prasarana, fasilitas pendukung, zona komersial seperti akomodasi, pusat perbelanjaan, tempat makan, toilet, dan sebagainya.
 Masterplan Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka
    Masterplan pada Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka terdiri atas beberapa area, seperti area komersial, area wisata air, area outbound dan olahraga, serta terdapat area tambahan berupa agrowisata. Kemudian terdapat area fasilitas sebagai penunjang bagi kebutuhan para pengunjung, seperti gazebo, foodcourt, toilet, parkir, mushola, dan sebagainya. Penambahan fasilitas tersebut bertujuan pula untuk meningkatkan kualitas dari pada Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka.
   Tujuan penulisan ini menjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang menjadi tujuan yang dituangkan dalam kalimat pernyataan yakni mengetahui Kondisi eksisting sarana dan prasarana, fasilitas pendukung, dan komersil yang dapat mendukung segala aspek yang masih dibutuhkan di kawasan wisata Telaga Biru Cisoka. Sehingga dapat meningkatkan kualitas wisata Telaga Biru Cisoka sebagai destinasi Wisata Alam dan Olahraga yang memiliki perpaduan fungsi. Dengan akhir penelitian dapat membuat usulan konsep Masterplan terhadap pemanfaatan lahan wisata pada Telaga Biru Cisoka yang tepat dan sesuai, agar dapat meningkatkan kualitas dan daya Tarik wisata tersebut.Â
   Ada banyak hal lain yang perlu diperhatikan tentang pembangunan kawasan Telaga Biru Cisoka yakni dalam segi penataan pembangunan yang dilakukan karena semakin tertata konsep tempat wisata semakin menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung. Seperti dikawasan Telaga Biru ini banyak lahan yang tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga menjadi monoton, dengan adanya pembangunan dan penaatan yang sudah di konsep ini bermaksud agar kasawan Telaga Biru bisa menfaatkan lahan dan menggunakan tempat menjadi sumber mata pencarian masyarakat setempat.Â
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, D. W., Utomo, F. N., Wahyuni, S. E., Hardiyati, S. (2013). Evaluasi dan Perencanaan Kembali Bedung Sapon. Semarang : Jurnal Sipil.
Mahara, S. (2011). Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang untuk Tempat Rekreasi dengan Reklamasi di Sungai Binjai, Kecamatan Binjai : Jurnal Pendidikan Geografi, Jurnal Unimed.Â
Musanef. (2017). Manajemen Usaha Pariwisata di Indonesia. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung.
Riskayana, A., A. K., Taufik, A. (2018). Partisipasi Masyarakat dalam Penataan Objek Wisata Alam. Yogyakarta : Jurnal Ilmu Pemerintahan.Â
Saiful, M. (2016). Manajemen Situ Sebagai Ruang Terbuka Biru Produktif Berbasis Masyarakat dan Berbasis Pengembang. Bogor : Jurnal Skripsi, Repository IPB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H