Seluruh dunia saat ini tengah dilanda ketakutan dan kepanikan terhadap virus Corona. Berawal dari Desember 2019 hingga detik ini masalah Corona terus menjadi trending topic dan tak henti mondar-mandir di setiap media massa. Apalagi semenjak Indonesia pada akhirnya mengakhiri masa penobatannya sebagai negara yang kebal akan Corona.Â
Tentu saja saat ini kita sedang mengantisipasi penyebaran virus yang lebih besar lagi. Banyak himbauan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah seperti rajin mencuci tangan, menggunakan masker, dan menghindari kontak dengan orang yang sedang flu.Â
Wabah ini telah banyak membuat perubahan dalam kehidupan masyarakat global. Tak hanya dari segi kesehatan, ekonomi, pariwisata, dan politik, namun juga kehidupan sosial masyarakat.Â
Mulai dari  pelarangan masuknya warga negara China di berbagai negara, berebut masker dan kebutuhan pokok, munculnya berbagai hoax yang meresahkah, penutupan ibadah umroh di Makkah dan Madinah, hingga yang baru-baru ini mencuat adalah munculnya himbauan untuk tidak berjabat tangan di beberapa negara.Â
Berjabat tangan dikhawatirkan akan meningkatkan risiko untuk tertular sehingga banyak negara yang menghimbau warganya untuk sementara menjauhi kontak fisik seperti berjabat tangan atau bersentuhan pipi.Â
Misalnya di Negara Prancis yang terkenal hangat,  masyarakat dihimbau  untuk mengganti sapaan mencium pipi dengan isyarat tangan saja. Belum lama ini, media juga dihebohkan dengan respon Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer yang menolak  Kanselir Angela Merkel untuk bersalaman dengannya.Â
Hal yang sama juga terjadi di Rumania yang bertepatan dengan Festival Martisor. Festival ini menandai awal musim semi dan ritual yang dilakukan adalah membagikan tali dan bunga talismanic kepada wanita. Pemerintah Rumania telah memberikan himbauan untuk menyerahkan bunga dan jimat tanpa ciuman dan kontak fisik lainnya.
Jika sebelum kedatangan virus Corona ini dunia memiliki budaya berjabat tangan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pertemuan resmi kenegaraan, maka sejak wabah ini muncul masyarakat global mulai was-was untuk melakukan kontak fisik dan dihimbau untuk  No Hand Shake, High Fives, dan La Bise (cipika-cipiki).Â
Dalam minggu-minggu ini muncul lah beberapa alternatif untuk menggantikan jabat tangan atau safe greetings (sapaan aman). Yang mendahuluinya adalah Wuhan Shake. Bentuk salam kreatif ini pertama kali menjadi sorotan setelah ada yang mengupload klip video beberapa masyarakat Wuhan sedang bersalaman menggunakan kaki sebagai bentuk alternatif dari berjabat tangan. Hal tersebut langsung menarik perhatian publik dan banyak dipublikasikan oleh media Barat.Â
Simaklah video berikut ini: