Mohon tunggu...
Nurmarinda Dewi Hartono
Nurmarinda Dewi Hartono Mohon Tunggu... Freelancer - Ririn Marinda

Pendiam di dunia nyata, Menghanyutkan dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Self-Awareness: Memahami Diri Sendiri Sebelum Orang Lain

26 Februari 2020   23:17 Diperbarui: 17 Juni 2021   09:19 6231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self-Awareness: Memahami Diri Sendiri Sebelum Orang Lain. | natashache.org

Self-Awareness merupakan kemampuan diri untuk menyadari perasaan emosi maupun fisik, reaksi kita terhadap sesuatu, kebiasaan kita, dan pikiran kita

"Tidak ada orang yang mengerti kita kecuali diri kita sendiri."

Ungkapan di atas sering kita temukan pada quotes yang bertebaran di media sosial. Jika kita merenungkannya, benar juga ya. Tidak ada orang lain yang dapat memahami seutuhnya tentang diri kita. Orang lain hanya dapat berasumsi tentang diri seseorang karena kesan yang pernah ditimbulkan, bukan karena mereka benar-benar memahami. Kemudian kita pun bertanya, bagaimana kita dapat mengenal orang lain jika kita tidak mengenal diri sendiri terlebih dahulu ? Ibaratnya bagaimana kita bisa menyebut diri kita manusia saat kita tidak pernah menyadari bahwa kita adalah manusia? 

Baca juga: Hal Positif yang Terkandung dalam 5 Komponen Self Awareness

Seberapa sering kita menanyakan "Who Am I ?" daripada "Who Are You ?". Saat melihat orang lain tentu pertanyaan yang muncul adalah siapa orang tersebut dan kita berusaha mendeksripsikannya sesuai dengan apa yang kita ketahui. Namun, sepertinya jarang sekali saat bercermin (terutama wanita yang sehari lebih dari 10 kali bercermin) kita mempertanyakan siapa diri kita yang sesungguhnya ? 

Mungkin saja hingga hari ini secara tak sadar kita masih mempertanyakan diri sendiri "mengapa saya seperti ini?", "mengapa saya suka itu?", "apa saja yang saya suka dan tidak?, dan "mengapa saya tidak menyukai itu sementara yang lainnya suka ?". Bahkan masih banyak dari kita yang belum mengetahui minat dan kecenderugan terhadap sesuatu hal hingga berdampak pada ketidakmampuan untuk mengaktualisasi diri. Semua pertanyaan-pertanyaan tentang diri kita itu disebut Self-Awareness.

Kesadaran diri atau Self-Awareness merupakan emotional skill pertama yang harus dimiliki setiap individu. Sebagaimana yang sudah dibahas dalam tulisan sebelumnya mengenai SEL (Social Emotional Learning) bahwa Self-Awareness merupakan kompetensi inti yang pertama.  

Kata "awareness" bermakna menyadari atau memperhatikan. Dengan demikian "self-awareness" dapat diartikan sebagai memfokuskan perhatian tentang diri sendiri. Dalam pengertiannya, Self-Awareness merupakan kemampuan diri untuk menyadari perasaan emosi maupun  fisik, reaksi kita terhadap sesuatu, kebiasaan kita, dan pikiran kita. Ketika kita mampu memahami tentang diri sendiri, maka kita juga akan mudah memahami orang lain. 

Baca juga: Sudahkah Tahu tentang Kesadaran Diri (Self Awareness)?

This Is Me!

Sejak kecil kita telah diajarkan tentang konsep diri atau label diri. Dari sana kita dapat mengetahui bahwa jenis kelamin kita laki-laki atau perempuan, bagaimana bentuk tubuh, warna kulit, jenis rambut, status sosial kita, dan lain sebagainya. Sebenarnya dari kesadaran akan hal-hal tersebut kita sudah memiliki modal untuk saling menghargai satu sama lain. 

Kita tidak perlu merasa insecure atau tidak beruntung ketika kita dapat mengatakan "This is me! and i'm proud of it". Bahkan tidak akan ada pem-bully-an atau hal yang berbau kekerasan lainnya ketika kita dapat memahami bahwa setiap orang memiliki konsep dirinya masing-masing. Apa yang ada pada diri kita adalah untuk dihargai, maka begitupun dengan orang lain. 

Explore Our Feelings

Menurut CASEL, Self-Awareness ditumbuhkan mulai dari mengidentifikasi emosi. Kita harus mampu mengenali emosi beserta ciri-ciri dan apa yang menyebabkannya. Kita dapat mempelajari emosi berdasarkan pengalaman kemudian mengkesplorasinya. Begitupula kita dapat mengeksplorasi emosi orang lain setelah kita memahami emosi diri sendiri. 

Mengeksplorasi berarti kita tidak mengabaikan emosi yang tengah terjadi serta reaksi yang ditimbulkannya pada diri. Kita dapat memahami bahwa diri kita adalah orang yang sensitif terhadap hal yang mengharukan saat kita mengekplorasi berbagai emosi di setiap kejadian. Kita mampu memahami emosi yang sama terhadap orang lain ketika kita pernah mengalaminya dan mengeksplorasinya.

Baca juga: Kenali Self Awareness dan Dapatkan Keuntungannya!

Contohnya, saya sangat takut dengan kecoa. Ketika saya melihat kecoa saya akan menjerit bahkan menangis. Namun berbeda halnya dengan teman saya yang takut dengan kucing, padahal saya sangat suka dengan kucing. Setiap melihat kucing saya selalu ingin mendekati dan mengelusnya. Sementara teman saya merespon yang sama seperti saya melihat kecoa. 

Dari sini saya pun menyadari bahwa saya tidak boleh mencela teman saya yang takut kucing karena saya pun tahu rasanya takut terhadap kecoa. Apa yang dialami oleh teman saya saat melihat kucing sama dengan yang dialami saya ketika melihat kecoa. Dan masih banyak lagi contoh dari self-awareness dalam kehidupan kita. 

Demikianlah sedikit informasi yang dapat tertuang dalam tulisan ini. Harapannya adalah kita dapat lebih menyadari tentang diri kita dan mensyukurinya. Kita diciptakan berbeda-beda dan kita harus bangga akan hal itu. self-Awareness tidak hanya membuat kita bercermin sebelum memahami orang lain namun kita pun akan lebih menjadi pribadi yang percaya diri. Percaya diri berarti kita mampu menghargai diri sendiri, lalu setelahnya kita pun dapat menghargai orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun