Literasi merupakan kemampuan dasar yang sangat penting bagi anak-anak di tingkat sekolah dasar. Di masa awal pendidikan, literasi tidak hanya melibatkan kemampuan mengeja dan membaca, tetapi juga memahami informasi, pesan, dan cerita yang diterima. Namun, di era digital ini, tantangan literasi semakin kompleks. Banyak anak lebih tertarik pada game, video, atau aktivitas di media sosial dibandingkan membaca buku.
Padahal, literasi merupakan keterampilan esensial untuk membangun masa depan yang sukses. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru yang sesuai dengan kebutuhan zaman, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana pembelajaran literasi. Sastra anak berbasis digital menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan minat baca siswa sekolah dasar. Karya sastra anak dapat merangsang imajinasi anak-anak dan mengembangkan kreativitas mereka.
Melalui format digital yang menarik, anak-anak dapat menikmati pengalaman membaca yang lebih menyenangkan. Dengan memahami tantangan dan peluang yang ada, sastra anak digital dapat menjadi media pembelajaran yang efektif, menyenangkan, dan mendukung pengembangan literasi anak. Mari kita eksplorasi lebih dalam bagaimana sastra anak digital membuka peluang baru sekaligus menghadirkan tantangan dalam dunia pendidikan.
Mengapa sastra anak digital dibutuhkan di pendidikan dasar?
- Penurunan Minat Baca Buku Cetak
Di era digital ini, banyak anak yang lebih memilih bermain game atau menonton video daripada membaca buku cetak. Hal ini tentu berdampak pada minat baca mereka terutama di kalangan siswa sekolah dasar. Banyak siswa yang enggan membaca buku cerita karena merasa buku kurang menarik. Ketika buku terasa kurang menarik, siswa pun kehilangan kesempatan untuk mengembangkan imajinasi dan keterampilan literasi mereka.
- Kesenjangan Keterampilan Membaca di Kalangan Siswa
Tidak semua siswa memiliki kemampuan membaca yang setara, terutama di kelas rendah sekolah dasar. Adanya sastra anak digital seperti audiobook atau e-book dengan fitur audio, dapat membantu siswa yang kesulitan membaca untuk tetap memahami dan menikmati cerita dengan cara yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Tantangan Literasi di Era Digital
Di tengah tingginya penggunaan teknologi, literasi siswa sering kali hanya terbatas pada konsumsi hiburan semata. Sastra anak digital hadir sebagai alternatif edukatif, memungkinkan siswa memanfaatkan perangkat teknologi untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Hal ini sangat relevan dalam pendidikan dasar, karena literasi menjadi fondasi utama bagi perkembangan siswa di jenjang pendidikan berikutnya.
- Kurangnya Akses ke Bahan Bacaan Berkualitas
Di beberapa daerah, sekolah dasar masih menghadapi keterbatasan bahan bacaan berkualitas. Perpustakaan sekolah sering kali kekurangan koleksi buku yang relevan dan menarik untuk siswa. Sastra digital memungkinkan akses ke berbagai cerita tanpa harus bergantung pada buku fisik, sehingga dapat menjadi solusi bagi sekolah-sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas.
Peluang sastra anak digital di pendidikan dasar
- Akses Literasi yang Lebih Luas
Sastra anak digital memungkinkan siswa sekolah dasar menikmati bahan bacaan yang sulit dijangkau sebelumnya. Melalui perangkat elektronik seperti smartphone dan laptop, anak-anak dapat dengan mudah mengakses ribuan judul cerita anak dari mana pun mereka berada. Ini sangat membantu sekolah dengan keterbatasan buku cetak, karena dapat diakses melalui perangkat digital dengan mudah.
- Mendorong Pembelajaran yang Interaktif
Bentuk digital dalam cerita anak membantu  anak lebih interaktif.  Cerita digital yang dilengkapi animasi, suara, dan elemen interaktif menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan.  Hal ini dapat meningkatkan perhatian siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif.
- Menumbuhkan Minat pada Budaya Lokal
Sastra digital juga menjadi peluang untuk memperkenalkan budaya lokal dalam format yang lebih menarik. Penggunaan cerita rakyat atau legenda dalam sastra digital membantu siswa sekolah dasar memahami nilai-nilai budaya dengan cara yang menyenangkan.
- Mempermudah Guru dalam Proses Pembelajaran
Peluang lain adalah kemudahan bagi guru untuk menggunakan platform digital sebagai bahan ajar. Platform digital seperti StoryWeaver atau Canva memungkinkan guru menyesuaikan bahan ajar dengan kebutuhan siswa tanpa harus membuatnya dari awal.
Manfaat sastra anak digital di pendidikan dasar
Sastra anak digital memberikan banyak manfaat bagi pendidikan dasar, terutama dalam meningkatkan minat baca siswa. Pertama, e-book interaktif dan audiobook dapat meningkatkan minat baca anak karena memberikan pengalaman membaca yang lebih seru dan menyenangkan. Anak-anak tidak hanya membaca teks, tetapi juga menikmati gambar, suara, dan animasi yang membuat cerita lebih hidup.
Selain itu, cerita digital mendukung pembelajaran multisensori. Cerita anak mengalami  transformasi seiring dengan era  digital yang semakin maju. Kombinasi visual, audio, dan teks mendukung berbagai gaya belajar dan membantu mereka memahami cerita dengan lebih mudah. Hal ini tentunya membuat anak lebih mudah mengingat dan menyerap informasi. Â
Sastra anak digital juga berperan penting dalam mengasah keterampilan digital siswa sekolah dasar. Melalui interaksi dengan e-book atau aplikasi, anak-anak belajar menggunakan teknologi secara positif sambil menikmati cerita. Keterampilan ini sangat relevan di era digital, di mana penguasaan teknologi menjadi bagian dari keterampilan abad 21 yang harus dikuasai sejak dini.
Sastra anak digital juga membuka peluang inklusi literasi bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus atau yang kesulitan membaca teks. Audiobook misalnya, memungkinkan mereka untuk tetap menikmati cerita dan mengembangkan keterampilan literasi tanpa merasa terbebani oleh teks cetak. Dengan begitu, sastra anak digital memberikan solusi bagi berbagai tantangan literasi di sekolah dasar.
Tantangan sastra anak digital di pendidikan dasar
Di dunia pendidikan dasar, keterbatasan akses teknologi menjadi tantangan utama. Banyak sekolah terutama di daerah pedesaan yang tidak memiliki perangkat atau koneksi internet yang memadai untuk mengakses sastra digital. Sehingga siswa tidak dapat menggunakan e-book atau aplikasi interaktif. Hal ini membatasi kemampuan mereka untuk mengakses materi pembelajaran berbasis digital.
Selain itu, kurangnya pelatihan guru menjadi hambatan dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Banyak guru di sekolah dasar belum terbiasa menggunakan aplikasi pembelajaran digital seperti e-book interaktif atau platform kuis edukatif seperti Kahoot. Hal ini menghambat guru dalam mengintegrasikan sastra anak digital yang lebih menarik ke dalam kurikulum, sehingga pengalaman belajar anak-anak kurang optimal.
Seleksi konten yang tepat juga penting, karena banyak sastra digital yang mungkin tidak sesuai dengan usia atau perkembangan siswa. Sastra anak bukan hanya sekedar cerita yang menghibur tetapi tentang pembentukan karakter.
Di sekolah dasar, penting bagi guru untuk memilih cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga mendidik dan sesuai dengan nilai-nilai pendidikan. Misalnya, aplikasi cerita digital yang berisi tema kompleks atau penggunaan bahasa yang sulit dipahami bisa membuat siswa kesulitan, sehingga materi yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka.
Tak kalah penting, kurangnya literasi digital di kalangan guru dan orang tua juga menjadi tantangan. Banyak orang tua masih lebih nyaman dengan buku cetak dan khawatir anak-anak mereka akan kecanduan perangkat digital.
Orang tua merasa ragu untuk mendukung anak-anak mereka menggunakan perangkat digital di rumah untuk belajar, meskipun perangkat tersebut bisa membantu anak-anak lebih mudah mengakses cerita digital. Hal ini menggarisbawahi peran sentral orang tua dan pendidik dalam membimbing penggunaan platform ini guna mendukung perkembangan literasi dan pendidikan positif anak-anak di era digital.
Bagaimana implementasi sastra anak digital di sekolah dasar?
- Penggunaan E-Book di Kelas
Guru bisa memanfaatkan e-book dengan animasi dan suara untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Misalnya, Misalnya, saat mempelajari cerita rakyat Indonesia seperti Malin Kundang, siswa dapat membaca versi digital yang dilengkapi dengan gambar bergerak dan suara latar yang mendukung suasana cerita. Hal ini membuat pembelajaran lebih menarik dan membantu siswa memahami isi cerita secara lebih mendalam.
- Cerita Digital Berbasis Game
Menggunakan aplikasi yang mengubah cerita menjadi petualangan interaktif bisa membuat belajar lebih menyenangkan. Contohnya, aplikasi seperti Kuis Bahasa Indonesia memungkinkan siswa memilih jalan cerita dan menjawab soal-soal yang berhubungan dengan tata bahasa, kosa kata, atau makna cerita. Ini membantu siswa mempraktikkan keterampilan Bahasa Indonesia dengan cara yang menyenangkan.
- Diskusi Cerita Melalui Media Digital
Setelah membaca cerita digital, guru dapat menggunakan platform online seperti forum atau kuis untuk mendalami materi pembelajaran Bahasa Indonesia. Misalnya, setelah membaca cerita Si Kancil dan Buaya, siswa bisa berdiskusi melalui forum online untuk mengidentifikasi pesan moral, atau mengikuti kuis yang menguji pemahaman mereka tentang kata baku dan tidak baku dalam cerita. Ini membantu siswa memahami materi dengan cara yang interaktif.
Sastra anak digital adalah peluang besar untuk membawa pembelajaran literasi di pendidikan dasar ke tingkat yang lebih kreatif dan relevan dengan perkembangan zaman. Dengan menghadirkan cerita yang interaktif, menarik, dan mudah diakses, sastra digital mampu membangkitkan minat baca anak sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi era digital.
Meskipun ada tantangan seperti keterbatasan teknologi dan literasi digital, bersama-sama kita bisa mengatasinya. Mari dukung penggunaan sastra anak digital di sekolah dan lingkungan sekitar agar anak-anak kita dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan penuh makna!
Daftar Pustaka
Ananda, I. C., & Rakhmawati, A. (2022). Pembelajaran Sastra Populer Sebagai PeningkatanLiterasi Digital Dengan Penggunaan Media AplikasiWattpad: Studi Kasus. Research in Education and Technology, 36-45.
Nisya, R. K., & Yunizar, E. (2024). Transformasi Cerita Anak Ke Bentuk Digital: Alternatif Media Pembelajaran Sastra Anak. Scientia: Social Sciences&Humanities, 268-273.
Nugraha, D. (2022). Literasi Digital dan Pembelajaran Sastra Berpaut Literasi Digital di Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 9230-9244.
Rizal, M. A., Kholik, Faizi, A., Kholiq, A., & Azizan, Y. R. (2024). Masa Depan Sastra Di Era Digital: Kajian Sastra Sibernetik. Innovative: Journal Of Social Science Resear, 7574-7590 .
Rohmiasih, C., Rohmiati, C., & Sartika, S. (2022). Penggunaan Berbagai Media untuk Mendongeng sebagai Upaya Penerapan Sastra Anak di Era Digital. Sinastra: Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Seni, dan Sastra , 427-435.
Sapanti, I. R., Apriyani, T., & Daulay, R. (2021). Pengenalan Sastra Anak untuk Meningkatkan Literasi Baca Tulis Anak. Jurnal Puan Indonesia, 95-102.
Sumarni, Ambarwati, A., & Badrih, M. (2024). Pemanfaatan Spotify Sebagai Media Dongeng dalam Upaya Digitalisasi Sastra Anak . Didaktika: Jurnal Kependidikan, 251-259.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI