Di dunia pendidikan dasar, keterbatasan akses teknologi menjadi tantangan utama. Banyak sekolah terutama di daerah pedesaan yang tidak memiliki perangkat atau koneksi internet yang memadai untuk mengakses sastra digital. Sehingga siswa tidak dapat menggunakan e-book atau aplikasi interaktif. Hal ini membatasi kemampuan mereka untuk mengakses materi pembelajaran berbasis digital.
Selain itu, kurangnya pelatihan guru menjadi hambatan dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Banyak guru di sekolah dasar belum terbiasa menggunakan aplikasi pembelajaran digital seperti e-book interaktif atau platform kuis edukatif seperti Kahoot. Hal ini menghambat guru dalam mengintegrasikan sastra anak digital yang lebih menarik ke dalam kurikulum, sehingga pengalaman belajar anak-anak kurang optimal.
Seleksi konten yang tepat juga penting, karena banyak sastra digital yang mungkin tidak sesuai dengan usia atau perkembangan siswa. Sastra anak bukan hanya sekedar cerita yang menghibur tetapi tentang pembentukan karakter.
Di sekolah dasar, penting bagi guru untuk memilih cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga mendidik dan sesuai dengan nilai-nilai pendidikan. Misalnya, aplikasi cerita digital yang berisi tema kompleks atau penggunaan bahasa yang sulit dipahami bisa membuat siswa kesulitan, sehingga materi yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka.
Tak kalah penting, kurangnya literasi digital di kalangan guru dan orang tua juga menjadi tantangan. Banyak orang tua masih lebih nyaman dengan buku cetak dan khawatir anak-anak mereka akan kecanduan perangkat digital.
Orang tua merasa ragu untuk mendukung anak-anak mereka menggunakan perangkat digital di rumah untuk belajar, meskipun perangkat tersebut bisa membantu anak-anak lebih mudah mengakses cerita digital. Hal ini menggarisbawahi peran sentral orang tua dan pendidik dalam membimbing penggunaan platform ini guna mendukung perkembangan literasi dan pendidikan positif anak-anak di era digital.
Bagaimana implementasi sastra anak digital di sekolah dasar?
- Penggunaan E-Book di Kelas
Guru bisa memanfaatkan e-book dengan animasi dan suara untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Misalnya, Misalnya, saat mempelajari cerita rakyat Indonesia seperti Malin Kundang, siswa dapat membaca versi digital yang dilengkapi dengan gambar bergerak dan suara latar yang mendukung suasana cerita. Hal ini membuat pembelajaran lebih menarik dan membantu siswa memahami isi cerita secara lebih mendalam.
- Cerita Digital Berbasis Game
Menggunakan aplikasi yang mengubah cerita menjadi petualangan interaktif bisa membuat belajar lebih menyenangkan. Contohnya, aplikasi seperti Kuis Bahasa Indonesia memungkinkan siswa memilih jalan cerita dan menjawab soal-soal yang berhubungan dengan tata bahasa, kosa kata, atau makna cerita. Ini membantu siswa mempraktikkan keterampilan Bahasa Indonesia dengan cara yang menyenangkan.
- Diskusi Cerita Melalui Media Digital
Setelah membaca cerita digital, guru dapat menggunakan platform online seperti forum atau kuis untuk mendalami materi pembelajaran Bahasa Indonesia. Misalnya, setelah membaca cerita Si Kancil dan Buaya, siswa bisa berdiskusi melalui forum online untuk mengidentifikasi pesan moral, atau mengikuti kuis yang menguji pemahaman mereka tentang kata baku dan tidak baku dalam cerita. Ini membantu siswa memahami materi dengan cara yang interaktif.
Sastra anak digital adalah peluang besar untuk membawa pembelajaran literasi di pendidikan dasar ke tingkat yang lebih kreatif dan relevan dengan perkembangan zaman. Dengan menghadirkan cerita yang interaktif, menarik, dan mudah diakses, sastra digital mampu membangkitkan minat baca anak sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi era digital.
Meskipun ada tantangan seperti keterbatasan teknologi dan literasi digital, bersama-sama kita bisa mengatasinya. Mari dukung penggunaan sastra anak digital di sekolah dan lingkungan sekitar agar anak-anak kita dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan penuh makna!
Daftar Pustaka
Ananda, I. C., & Rakhmawati, A. (2022). Pembelajaran Sastra Populer Sebagai PeningkatanLiterasi Digital Dengan Penggunaan Media AplikasiWattpad: Studi Kasus. Research in Education and Technology, 36-45.