Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari orang tua, masyarakat dan lingkungannya. Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai suatu kehidupan yang optimal, kehidupan yang lebih baik secara optimal. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan kepribadiannya serta serta kemampuan dan keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masih terus berjalan.Â
Bangsa Indonesia ingin mewujudkan nilai-nilai demokrasi yang menjadi ciri masyarakat demokratis. Masyarakat demokratis adalah masyarakat yang mengakui hak asasi manusia. Masyarakat demokratis adalah masyarakat terbuka di mana setiap anggotanya adalah individu yang bebas dan memiliki tanggung jawab untuk membangun masyarakatnya sendiri dengan mengakui perbedaan yang ada dalam masyarakatnya. Salah satu proses pembentukan kepribadian melalui pendidikan adalah pendidikan di sekolah, dimana unsur terpenting selain guru, siswa adalah pengajaran yang diterima siswa di sekolah.
Secara etimologi, istilah demokrasi berasal dari kata Yunani "demos" yang berarti rakyat dan "kratos/kratein" yang berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti "pemerintahan oleh rakyat". Ada juga definisi singkat dari istilah demokrasi, yang diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Demokrasi tidak akan datang, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sendirinya. Demokrasi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai demokrasi dianggap baik dan positif bagi setiap warga negara dan setiap warga negara menginginkan tegaknya demokrasi di negaranya.Â
Karakteristik mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbeda dengan mata pelajaran lain. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menitikberatkan pada pendidikan warga negara yang dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajibannya agar menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan harus dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan di setiap lembaga pendidikan.
Dalam dunia pendidikan saat ini, disertai dengan perkembangan dunia teknologi, guru harus dapat membimbing dan memotivasi siswa dalam kegiatan yang melibatkan mereka dalam tindakan demokratis, menciptakan hal-hal yang menarik, kreatif, dan inovatif. Dalam proses belajar mengajar, misalnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpikir. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk hidup berdemokrasi di lingkungan sekolah, dan siswa dapat menerapkannya di sekolah, di keluarga dan di masyarakat.
Penerapan nilai-nilai demokrasi melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) dianggap berhasil apabila siswa menunjukkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi seperti toleransi, keberanian berbicara, dan menghargai perbedaan. Nilai-nilai demokrasi akan muncul dan berkembang dalam diri siswa apabila mereka memiliki sikap yang positif terhadap nilai-nilai demokrasi.
Secara umum, berbagai metode pembelajaran yang termuat dalam rencana pembelajaran guru dapat menerapkan nilai-nilai demokrasi bagi siswa, seperti berkelompok untuk berani maju. , belajar berani bertanya atau mengemukakan pendapat, dan metode penugasan dapat melatih siswa dalam berpikir kritis dan sebagainya.
Penerapan nilai-nilai demokrasi melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui langkah-langkah pembelajaran dilakukan oleh guru dengan mencontohkan sikap saling menghargai terhadap siswa dengan cara salam dan menyapa siswa dengan ramah saat memasuki kelas. Kemudian guru menanamkan rasa percaya diri, kemandirian, kebebasan berekspresi dan berpendapat serta kerjasama.
Sikap saling menghargai dilakukan oleh guru dengan meminta siswa yang belum mahir dalam mempresentasikan hasil diskusi-diskusinya untuk maju di depan. Selain itu, selama proses pembelajaran, guru menekankan agar siswa mengacungkan tangan sebelum mengajukan pendapat atau pertanyaan. Dengan mengangkat tangan, siswa belajar menghargai orang lain atau memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapatnya.
Sikap percaya diri diwujudkan oleh guru melalui pemberian tugas kepada individu atau kelompok. Dalam menyelesaikan tugas atau soal yang diberikan oleh guru, siswa diharapkan mampu memecahkan masalah yang muncul tanpa bergantung pada orang lain. Selain itu guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan maju ke depan, dengan tujuan agar siswa lebih berani dalam mengungkapkan ide atau gagasannya.
Kemudian, kebebasan berpendapat dilakukan guru dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya pada saat mengerjakan tugas atau pada saat proses pembelajaran berlangsung jika ada materi yang belum dipahami.
Sikap kerjasama dilakukan oleh guru dengan membagi ke dalam kelompok belajar agar siswa memiliki sikap kooperatif. Selain itu pada saat berkelompok siswa diminta untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara bersama, saling bertukar pendapat dan membagi-bagi tugasnya secara adil.
Selanjutnya, guru mengajak siswa untuk menarik kesimpulan tentang materi dan tugas yang dibahas. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah dan memberikan pekerjaan rumah yang ada di dalam buku.
Berrdasarkan pemaparan di atas, guru telah berupaya untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi. Pada kegiatan awal ditanamkan nilai-nilai demokrasi antara lain saling menghormati dan toleransi. Kegiatan inti meliputi saling menghormati, percaya diri, kemandirian, kebebasan berbicara dan berpendapat, serta kerjasama. Pada kegiatan penutup, guru menanamkan sikap keterbukaan dan komunikasi dengan mengajak siswa untuk menarik kesimpulan pembelajaran secara bersama-sama.
Selain kegiatan pembelajaran yang lebih kreatif, strategi atau metode pembelajaran yang digunakan dalam enerapan nilai-nilai demokrasi juga diharapkan melalui keteladanan para guru. Karena penerapan nilai-nilai demokrasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas tidak lepas dari peran guru. Dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk belajar menciptakan suasana yang hangat di sekolah sehingga menjadi tempat yang nyaman bagi siswa untuk mereka belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H