Mohon tunggu...
Ririn Dwi
Ririn Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi

Saya menyukai kpop, baca. wattpad dan bermain twitter

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengapa Edukasi Seksual Harus Dimulai di Usia Dini?

29 Agustus 2024   01:17 Diperbarui: 29 Agustus 2024   01:19 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan seksual kepada anak penting dilakukan sejak dini agar anak mengerti konsekuensi dan konsep menghargai diri. Tujuan memberikan pendidikan seksual adalah untuk memberikan pemahaman yang memadai tentang proses kematangan fisik, mental, dan emosional, mengurangi ketakutan dan kecemasan terkait dengan penyesuaian dan perkembangan seksual.

PMM Kel.33||Gel.01
PMM Kel.33||Gel.01

Dengan edukasi seksual secara dini diharapkan anak tidak akan mendapatkan informasi yang salah atau yang kurang tepat seputar seks yang bisa di peroleh dari sumber yang tidak dapa dipercaya, seperti dari internet atau dari teman-teman sebaya. Dengan edukasi seks yang diberikan sejak dini, maka anak akan lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan anak tidak akan merasa canggung. Pendidikan seks penting karena banyak kasus-kasus tindakan kekerasan seksual pada anak di masyarakat. Untuk itu dibutuhkan peran keluarga sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anak yang salah satu perannya adalah pendidikan seks pada anak diusia dini.

Sigmund Freud mengemukakan teori tentang lima tahapan perkembangan psikoseksual yang menggambarkan bagaimana kepribadian dan perilaku terbentuk melalui interaksi dengan dorongan seksual dan objek keinginan pada berbagai tahap perkembangan. Diantaranya ialah;

1) Tahap Oral (0-1 tahun) Pada tahap ini, kepuasan utama anak berasal dari aktivitas mulut seperti saat menyusu pada ibu atau pun memasukkan benda-benda kedalam mulut.
2) Tahap Anal (1-3 tahun) Pada tahap ini, adalah kontrol dan pengendalian, yang sering kali berhubungan dengan toilet training. Freud menyatakan bahwa pengalaman dalam mengendalikan fungsi tubuh dapat mempengaruhi sifat-sifat seperti keteraturan, keteraturan, dan perfeksionisme.
3) Tahap Falik (3-6 tahun) Pada tahap ini, anak mulai menyadari dan mengidentifikasi dengan organ genital dan peran gender. Ini juga merupakan waktu di mana kompleks Oedipus (untuk anak laki-laki) dan kompleks Electra (untuk anak perempuan) dapat muncul, di mana anak mengembangkan perasaan kompetisi dan afeksi terhadap orang tua dari lawan jenis dan rasa persaingan dengan orang tua dari jenis kelamin yang sama.
4) Tahap Laten (6 tahun -- pubertas) Pada tahap ini, dorongan seksual menjadi relatif tenang. Fokus utama anak adalah pada pengembangan keterampilan sosial, akademik, dan hubungan dengan teman sebaya. Ini adalah periode stabil sebelum perubahan pubertas.
5) Tahap Genital (pubertas hingga dewasa) Pada tahap ini, dorongan seksual kembali menjadi fokus utama, tetapi dengan cara yang lebih matang. Individu mulai mencari hubungan seksual yang dewasa dan stabil, serta lebih fokus pada pemenuhan emosional dan sosial.
Tahapan perkembangan seksual ini saling berkaitan dan tidak berdiri sendiri. Perkembangan manusia selalu terhubung antara perkembangan aspek biologis, social dan emosional. Aspek- aspek ini mendukung terbentuknya kematangan seksual.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun