Mohon tunggu...
RIRIN DWIARIYANTI
RIRIN DWIARIYANTI Mohon Tunggu... Relawan - MAHASISWA

MahasiswA Psikologi UMM 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Don't Be Insecure, Love Yourself

20 September 2022   21:44 Diperbarui: 20 September 2022   21:47 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut AFFUL, A. A. & RICCIARDELLI,R (2015); " Kecantikan yang ideal memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan soasial. Mereka yang merasa tubuhnya tidak sesuai dengan BODY GOALS (body view) yang diidamkan, sebagian mungkin memiliki body ketidakpuasaan dan penghargaan tubuh yang lebih rendah (insecure). Dan dari lagu( SCARS TO YOUR BEAUTIFUL) kita dapat mendefinisikan kembali istilah kecantikan yang tidak dapat ditentukan hanya dengan kriteria tertentu seperti memiliki tubuh kurus, kulit putih tanpa cacat yang ditunjukan kepada wanita saja, tetapi kecantikan mencapai definisi yang lebih luas dalam segala bentuk, ukuran, warna bahkan jenis kelamin."

"Mungkin anda belum pernah memikirkannya seperti ini, tetapi kecantikan adalah kekuatan," kata Dr.Rome dengan kepastian yang tenang dari seorang pria yang tahu bahwa dia mengatakan yang sebenarnya. "Dan dengan kekuatan yang cukup, seseorang dapat mencapai apapun." Tetapi bagaimana dan mengapa kecantikan fisik begitu penting? Apakah orang cantik bahagia? Menurut Ekonomi Tenaga Kerja Univesitas Texas Daniel Hamermesh, ini adalah salah satu alasan utama mereka lebih bahagia daripada rekan-rekan mereka yang lebih sederhana. Diantara temuan Daniel Hamermesh lainnya adalah bahwa pria tampan kemungkinan akan menghasilkan hingga 13% lebih banyak uang, wanita cantik juga cenderung dibayar lebih tinggi daripada mereka yang kurang menarik. Selain keuntungan dalam ekonomi, Hamermesh berpendapat bahwa wanita memperoleh kesenangan pribadi dari kecantikan karena keyakinan mereka pada nilai yang melekat padanya. Ini mengingatkan kembali pada masa-masa sebelumnya ketika kecantikan feminim dianggap sebagai cerminan kebaikan moral. Dalam sebuah penelitian dari Universitas Harvard, ditemukan bahwa wanita yang dibuat lebih menarik dengan memakai riasan wajah (make up) dianggap oleh orang lain tidak hanya lebih cantik tetapi juga lebih kompeten, disukai, dan dapat dipercaya.Tetapi ada lebih keindahan daripada memenangkan popularitas dan kesuksesan ekonomi. Bukan teori baru bahwa, secara historis mencari pasangan yang menarik adalah kebutuhan evolusioner. Daya tarik fisik sering diartikan sebagai penanda kesehatan yang baik. Kita tampaknya diprogram untuk mengenali dan lebih menyukai karakteristik tertentu yang menunjukkan pasangan yang sehat secara genetic.

Oleh karena itu, daya Tarik dapat dipandang sebagai suatu keharusan primordial.Sementara bagi sebagian orang mungkin tampak kebenaran yang tidak nyaman, dalam artian yang sangat nyata keindahan adalah kekuatan.Pentingnya dalam kehidupan kita adalah fakta ilmiah yang tak terbantahkan dan berlaku bagi perempuan maupun laki-laki, mungkin ini saatnya untuk mengakuinya (Don't to be insecure). Jangan salah paham, bukannya saya percaya bahwa daya tarik hanya bergantung pada fisik, saya juga tidak menyangkal bahwa kita sering terlalu focus pada kecantikan yang dangkal sehingga kita gagal menghargai kekuatan luar biasa dari kecantikan batin. Saya juga mengakui bahwa bagi sebagian besar orang keinginan untuk "kesempurnaan", fisik atau lainnya dapat menjadi obsesi yang tidak sehat. Kecantikan dihargai sebagian karena merupakan komoditas yang relative langkah.

Pada akhirnya, baik kecantikan maupun daya tarik bergantung pada perasaan mereka dalam diri sendiri dan orang lain. 

(Nahai, MD, FACS, 9, September 2018)

REFERENCES

Afful, A. A. &Ricciardelli, R(2015).

Shaping the online fat acceptance

Movement: Talking About Body Image and Beauty Standards.

Journal of Gender Studies, 24(4), 453-472. Doi.org/10.1080/09589236.2015.1028523.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun