Mohon tunggu...
Rindiani
Rindiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Kata demi kata yang saya tuliskan merupakan sebuah ungkapan syukur terhadap perjalan hidup yang telah Allah tunjukkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PMM Inbound Unimal Bedah Lagu Tarek Pukat

13 November 2022   22:32 Diperbarui: 13 November 2022   23:05 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa PMM inbound Unimal kelompok 1 melaksanakan kegiatan Modul Nusantara yaitu Refleksi 5 dengan tema "Bedah Lagu Tarek Pukat" di meseum Kota Lhokseumawe (Minggu, 12/11/2022). pada kegiatan ini Ibu Safriana selaku dosen Modul Nusantara menghadirkan narasumber yang sangat luar biasa, beliau merupakan penyanyi Lagu Tarek Pukat yang bernama Pak Zul Afrizal, S. Pdi. Atau biasa dikenal dengan nama Joel Pase karena beliau merupakan orang asli kota Lhokseumawe yang terkenal dengan sebuah kerajaan yaitu Samudra Pasai, kemudian dijadikannya sebuah julukan (Pase). 

Menariknya, berawal pada tahun 2005 berkumpul para seniman Aceh yang menjadi korban bencana tsunami, kemudian mereka memberi semangat pada masyarakat yang lain dengan berinisiatif mengembangkan sebuah atraksi budaya yang kini dikenal dengan istilah "Tarek Pukat" atau tarik jala, kemudian dijadikannya sebagai beberapa kesenian yaitu seni tari dan seni musik. Para seniman ini telah melakukan beberapa kegiatan dan berhasil untuk mengenalkan seni tarek pukat sebagai kesenian khas Aceh diberbagai daerah, antara lain: di Institut Kesenian jakarta, Banten, Ambon, Lombok dan bahkan sudah sampai ke negara Thailand.

"Terek pukat merupakan atraksi budaya yang berada di sepanjang pesisir pantai Aceh dilakukan oleh sekelompok nelayan yang melakukan proses menarik jala berisi ikan-ikan dengan ditarik oleh nelayan yang berjumlah ganjil (7-13 orang) dan diketuai oleh seorang pawang yang berada di barisan paling depan". Uajr Pak Zul. Mengenai lagu Tarek Pukat itu sendiri, awalnya sebagai hiburan yang mengandung arti semangat kepada para nelayan yang sedang melakukan proses tarek pukat. 

Pada dasarnya pekerjaan menjadi seorang nelayan hanya mempunyai pendapatan yang minim, namun para nelayan di pesisir pantai Aceh tidak mengeluhkan hal tersebut, bahkan ikan hasil tangkapan dari proses tarek pukat ini dibagikan kepada warga sekitar. Dari sinilah, kami ikut merasa bangga terhadap keberagaman budaya nusantara, khusnya Aceh yang memiliki kebudayaan yang sangat memberikan makna luas bagi orang-orang yang mengenalnya.

Selain itu, pada kegiatan ini Pak Zul Afrizal mengajarkan kami bernyanyi lagu tarek pukat yang mengiringi sebuah tarian yaitu tari tarek pukat. Tarian yang dilakukan oleh penari perempuan yang berjumlah ganjil dengen gerakan merangkai tali sehingga berbentuk menjadi sebuah jala yang digunakan untuk menangkap ikan. Doa kami, semoga para seniman dan masyarakat senantiasa terus melestarikan sebuah kesenian budaya ini dengan baik agar keindahan nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan Tarik Pukat dapat mengajarkan kepada kita semua betapa pentingnya bersyukur dan indahnya bergotong royong serta memberi kenikmatan berkah pada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun