Mohon tunggu...
Ririn Chatisyah
Ririn Chatisyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobi saya healing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori psikologi Erik Erikson

18 Januari 2025   07:37 Diperbarui: 18 Januari 2025   07:37 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Psikososial Erik Erikson

Erik Erikson (1902--1994) adalah seorang psikolog perkembangan yang terkenal karena teorinya tentang perkembangan psikososial. Teori ini menjelaskan bagaimana individu berkembang secara psikologis dan sosial sepanjang hidup mereka, mulai dari masa bayi hingga usia tua. Erikson percaya bahwa perkembangan manusia terjadi dalam delapan tahap kehidupan, di mana setiap tahap melibatkan konflik psikososial yang harus diselesaikan untuk mencapai perkembangan yang sehat.

Prinsip Utama Teori Erikson

1. Perkembangan Berlangsung Sepanjang Hayat
Erikson memperluas teori Freud dengan menekankan bahwa perkembangan tidak berhenti di masa kanak-kanak, tetapi terus berlangsung hingga usia tua.

2. Konflik Psikososial
Setiap tahap perkembangan melibatkan konflik atau krisis yang berfokus pada aspek psikologis dan sosial. Penyelesaian konflik ini memengaruhi kemampuan individu untuk menghadapi tantangan di masa depan.

3. Dikotomi Positif dan Negatif
Dalam setiap tahap, individu menghadapi dua hasil potensial: resolusi positif (perkembangan yang sehat) atau resolusi negatif (kesulitan psikologis).

4. Konteks Sosial
Erikson menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam membentuk identitas individu.

Delapan Tahap Perkembangan Psikososial Erikson

1. Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0--1 Tahun)

Konflik: Apakah bayi dapat mempercayai dunia di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan mereka?

Resolusi Positif: Bayi yang mendapat perawatan yang konsisten, penuh kasih sayang, dan perhatian akan mengembangkan rasa percaya.

Resolusi Negatif: Kurangnya perawatan yang memadai menyebabkan rasa ketidakpercayaan terhadap dunia dan orang lain.

2. Otonomi vs Rasa Malu dan Keraguan (1--3 Tahun)

Konflik: Apakah anak dapat mengembangkan rasa kendali atas diri mereka sendiri?

Resolusi Positif: Anak yang diberi kebebasan untuk mengeksplorasi dan membuat pilihan sederhana akan mengembangkan rasa otonomi.

Resolusi Negatif: Kritik atau kontrol berlebihan dapat menyebabkan rasa malu dan keraguan terhadap kemampuan mereka.

3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (3--6 Tahun)

Konflik: Apakah anak dapat mengambil inisiatif tanpa merasa bersalah?

Resolusi Positif: Anak yang didukung untuk mengambil inisiatif dan mengeksplorasi dunia mereka akan mengembangkan rasa tujuan.

Resolusi Negatif: Jika anak sering ditegur atau merasa gagal, mereka mungkin merasa bersalah atas tindakan mereka.

4. Produktivitas vs Inferioritas (6--12 Tahun)

Konflik: Apakah anak dapat merasa kompeten dalam tugas-tugas yang diberikan?

Resolusi Positif: Dorongan dan penghargaan membantu anak merasa produktif dan percaya diri.

Resolusi Negatif: Kegagalan atau kritik berlebihan dapat menyebabkan rasa rendah diri atau inferioritas.

5. Identitas vs Kebingungan Identitas (12--18 Tahun)

Konflik: Siapakah saya, dan apa tujuan hidup saya?

Resolusi Positif: Remaja yang berhasil mengeksplorasi nilai, keyakinan, dan tujuan akan membangun identitas yang kuat.

Resolusi Negatif: Kebingungan identitas dapat terjadi jika remaja tidak menemukan arah yang jelas.

6. Keintiman vs Isolasi (20-an hingga Awal 40-an)

Konflik: Dapatkah saya membangun hubungan yang dekat dengan orang lain?

Resolusi Positif: Orang dewasa muda yang mampu menjalin hubungan dekat dengan orang lain akan mengembangkan keintiman.

Resolusi Negatif: Ketakutan akan penolakan atau ketidakmampuan untuk berbagi diri dapat menyebabkan isolasi.

7. Generativitas vs Stagnasi (40-an hingga Awal 60-an)

Konflik: Apakah saya dapat memberi kontribusi kepada generasi berikutnya?

Resolusi Positif: Individu yang fokus pada memberikan kontribusi kepada keluarga, masyarakat, atau pekerjaan akan merasa puas.

Resolusi Negatif: Kurangnya rasa tujuan atau kontribusi dapat menyebabkan stagnasi dan perasaan hampa.

8. Integritas vs Keputusasaan (60 Tahun ke Atas)

Konflik: Apakah saya dapat menerima kehidupan saya dengan kepuasan?

Resolusi Positif: Orang tua yang merasa hidup mereka bermakna akan mencapai integritas dan rasa damai.

Resolusi Negatif: Penyesalan dan rasa kehilangan kesempatan dapat menyebabkan keputusasaan.

---

Keunikan Teori Erikson

Pentingnya Konteks Sosial dan Budaya
Erikson menganggap bahwa budaya dan masyarakat sangat memengaruhi cara individu menyelesaikan konflik psikososial di setiap tahap.

Pendekatan Holistik
Teori Erikson mencakup seluruh rentang kehidupan, dari bayi hingga usia lanjut, yang menjadikannya lebih komprehensif dibandingkan teori perkembangan lainnya.

Fleksibilitas
Erikson percaya bahwa individu dapat kembali menyelesaikan konflik yang belum terselesaikan di masa lalu untuk memperbaiki perkembangan mereka.

Aplikasi Teori Erikson dalam Kehidupan

1. Pendidikan dan Parenting

Orang tua dan pendidik dapat mendukung anak-anak dalam setiap tahap dengan memberikan rasa aman, dukungan, dan dorongan sesuai kebutuhan perkembangan mereka.

2. Psikoterapi

Teori Erikson sering digunakan dalam konseling untuk membantu individu memahami konflik psikososial yang mungkin mereka alami.

3. Pengembangan Komunitas

Erikson menekankan pentingnya masyarakat dalam mendukung perkembangan individu melalui interaksi sosial yang positif.

Kesimpulan

Teori psikososial Erik Erikson menyoroti pentingnya interaksi antara faktor psikologis dan sosial dalam perkembangan individu. Setiap tahap dalam teori Erikson mencakup konflik yang harus diselesaikan untuk mencapai pertumbuhan yang sehat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang teori ini, individu, keluarga, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan psikososial sepanjang hayat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun