Tidak hanya dari sektor transportasi, tetapi di sektor bisnis pun, banyak bermunculan aplikasi, seperti tarveloka, Trivago, pegipegi, Â lazada, dan tokopedia.
Aplikasi ini memudahkan masyarakat untuk memesan atau mendaptkan produk yang mereka butuhkan dengan cara memesan tanpa mereka mendatangi ke lokasi. Mereka tidak membuang waktu dan tenaga untuk mendapatkan produk mereka.
Tidak hanya itu, sekarang banyak para pemuda sudah dapat mencari uang melalui media online, seperti youtube dan instagram. Banyak dari mereka dengan kreativitas, gaya mereka, mengupload ke media Youtube dan Instagram. Bahkan, tidak jarang dari mereka yang telah di endorse dari industri iklan.
Media online pun, menjadi ajang untuk memasarkan produk-produk mereka ke publik, seperti ajang media bisnis mereka. Dari sinilah, mereka dengan mudahnya memperkenalkan merk produk mereka ke publik tanpa door to door.Â
Bahkan, saat ini , telah ada platform online pendidikan dengan nama IndonesiaX yang menawarkan kursus-kursus online (Massive Open Online Courses) dari universitas, institusi dan praktisi di berbagai bidang untuk mencerdaskan bangsa. IndonesiaX adalah suatu inisiatif yang terfokus pada pengembangan edukasi dan pelatihan online berkualitas tinggi di Indonesia. Platform online pendidikan ini didgagas oleh Lucyanna Pandjaitan.
Platform online pendidikan ini, sangat memudahkan masyarakat umum untuk "belajar"online tanpa jarak dan dapat mengakses informasi tanpa dibatasi waktu.
Lantas, Bagaimana Hadapi Realita Dunia Online?Â
Mau tidak mau, kita tidak lepas dari fenomena ini, dan yang menjadi pertanyaan mengapa sekarang ini masih banyak yang pro dan kontrak terhadap fenomena-fenomena "dunia" online.
Seperti yang kita ketahui, terkadang masih terjadi pertengkaran antara kendaraan online dengan kendaraan konvensional. Mereka takut, pendapatan mereka berkurang karena bersaing dengan kendaraan online.
Sekarang kita pun dihadapkan realita, bahwa ada beberapa industri retail Indonesia memang sedang menurun sehingga berpengaruh terhadap penjualan produk.
Terkadang banyak perusahaan atau industri yang fokus dengan bagaimana meraih keuntungan, tetapi mereka lupa dengan strategi baru untuk mempertahankan keberadaan perusahaan atau industri mereka di tengah-tengah fenomena dunia online., seperti contoh selama ini, mereka masih menggunakan bisnis mereka yang dulunya cara-cara berbisnis yang dulunya menekankan owning(kepemilikan) menjadi sharing (saling berbagi peran, kolaborasi resources).