Mohon tunggu...
Dwi Rini Endra Sari
Dwi Rini Endra Sari Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta...smp-kuliah di Jogja kembali lagi ke Jakarta untuk mengabdi kepda negara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Literasi, Kunci Kecerdasan dan Budaya Suatu Bangsa

14 September 2017   17:02 Diperbarui: 15 September 2017   10:00 2286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tetapi apa yang terjadi realita saat ini? Tidak sedikit para pelajar. Bahkan usia dewasa yang miliki minat baca rendah. Hal ini menjadi bahan renungan bagi kita, terutama bagi orang tua, guru, dan para pendidik yang tidak memperkenalkan buku kepada mereka sejak usia dini dan memberikan pemahaman bahwa buku adalah "jendela dunia."

Mengapa Budaya Baca Perlu?

Budaya membaca pun perlu harus mendapatkan perhatian khusus dari berbagai lapisan masyarakat, dari tingkat umur, dan profesi. Mengapa? Karena tidak jarang, kita masih sering menjumpai tidak sedikit pelajar dan mahasiswa yang jarang memanfaatkan perpustakaan secara optimal. Mereka lebih memilih 'nogkrong" dengan gadget mereka yang selalu mereka bawa kemana-mana.

Sebuah negara yang besar tidak hanya didukung seberapa megah dan canggihnya gedung serta teknologi yang ada, tetapi seberapa cerdas dan budayanya masyarakat. Kecerdasan dan berbudayanya masyarakat tidak lepas dari seberapa luas literasi kita.

Seperti yang kita pahami, melalui literasi, kita dapat mengembangkan imajinasi untuk memciptakan daya kreasi dalam bentuk seni, budaya, dan teknologi. Betapa besar magnet literasi dalam kehidupan kita.

Tidak semua  orang-orang sukses, berasal keluarga berada, dari mana mereka menempuh pendidikan,  gelar mereka, dan seberapa tinggi jenjang pendidikan mereka tetapi mereka memiliki motivasi dan tidak segan untuk meluangkan waktu mereka untuk membaca buku sebagai sumber informasi mereka.

Seperti contohnya seorang pengusaha atau wirausahawan yang tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, mereka tidak segan mencari-cari sumber informasi melalui buku dan bermacam literasi  dengan membaca pengalaman-pengalaman atau kisah sukses para pengusaha

Optimalkan Perpustakaan

Seharusnya kita dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan perpustakaan yang notabene sebagai wahana transformasi ilmu karena buku dan pendidikan membawa bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa lain.

Sama halnya seperti yang dikatakan seorang Duta Baca Indonesia, Najwa Sihab, bahwa ukuran perpustakaan bukan hanya dari gedung yang megah, melainkan koleksi buku dan dedikasi seorang Pustakawan yang merawat dan mencintai buku karena literasi kunci keberdayaan suatu bangsa.

Sebuah renungan dan rasa perihatin kita bahwa selama ini pengelola perpustakaan dan profesi pustakawan mendapatkan stigma negatif . Bahkan, tidak jarang kita menjumpai pemberitaan di media massa bahwa tidak sedikit pengalaman seseorang yang dirasa rtidak berkompeten atau produktif di bidangnya atau berbuat kesalahan "dibuang" ke unit perpustakaan. Kondisi ini menciptakan persepsi kita jika perpustakaan menjadi tempat "buangan."'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun