(ARTIKEL 2)
RIRIN DWI ARIANTI (2022A1H123)
(4D)
PENDAHULUAN
Bimbingan
bantuan yang diberikan kepada peserta didik baik individu/ kelompok agar peserta didik dapat mandiri, berkembang secara optimal
dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier, lewat berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan konseling yaitu
konseling
merupakan memberikanbantuan kepada siswa dalam mengembangkan potensinya secara optimal.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan karena setiap siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah, baik masalah pribadi maupun masalah dalam belajarnya, dan setiap masalah yangdihadapi masing-masing siswa sudah pastilah berbeda. Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang "PP No. 28 dan 29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun 1991 pada dasarnya mengemukakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan
Secara lebih spesifik, Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995 mengemukakan: bahwa Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melaui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku
PEMBAHASAN
Pengertian Layanan Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling dapat diartikan sebagai seperangkat program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan kehidupan sehari- hari secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.1
Program bimbingan di sekolah pada dasarnya memberikan bantuan kepada anak didik untuk berfikir mengenai pemilihan- pemilihan dan penyesuaian yang penting dan yang akan dihadapi dalam tahap hidup dimana seseorang dapat membuat persiapan secukupnya. Bimbingan merupakan bantuan yang intergral dari pendidikan karena pendidikan merupakan sebuah proses dari perubahan-perubahan yang terjadi pada
1Alip Badrujama, Teori dan Aplikasi Program Bimbingan Konseling. (Jakarta: PT Indeks). h.27.
masing-masing individu untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Dan pendidikan juga merupakan "pembangunan suatu dunia perasaan dan kesadaran" the up bulding of a word in feeling or consciousness.2
Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.3
Tujuan Layanan Bimbingan Konseling
Secara Umum, tujuan bimbingan dan konseling adalah Untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu.4
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat:Â
(1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin;Â
(2) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;Â
(3) mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan;Â
(4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya;
 (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan;Â
(6) memperoleh bantuan secara tepat dari pihak- pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.5
Fungsi Layanan Bimbingan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling khususnya disekolah dan madrasah memiliki beberapa fungsi, yaituÂ
1) Fungsi Pencegahan. Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari masalah yang dapat menghambat perkembangannya.Â
2) Fungsi Pemahaman, Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh pihak--pihak yang membantunya (pembimbing).Â
3) Fungsi Pengentasan, Apabila seorang siswa mengalami suatu permasalahan dan ia tidak dapat memecahkannya sendiri lalu ia pergi ke pembimbing atau konselor, maka yang diharapkan oleh siswa yang bersangkutan adalah teratasinya masalah yang dihadapinya. Siswa yang mengalami masalah dianggap berada dalam suatu kondisi atau keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari kondisi atau keadaan tersebut. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan melalui pelayanan bimbingan dan konseling, pada hakikatnya merupakan upaya pengentasan. 4) Fungsi Pemeliharaan, Menurut Prayitno dan Erman Amti, fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik (positif) yang ada pada diri individu (siswa), baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.5. Fungsi Penyaluran, Setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai dengan keadaan pribadinya masing-masing yang meliputi bakat, minat, kecakapan, cita-cita, dan lain sebagainya. Bentuk kegiatan bimbingan dan konseling berkaitan dengan fungsi ini adalah :
5Ditjen PMPTT Diknas, Bimbingan dan Konseling di sekolah (Direktur Tenaga Kependidikan 2008), h. 7
(1) Pemilihan sekolah lanjutan, (2) Memperoleh jurusan yang tepat, (3) Penyesuaian program belajar, (4) Pengembangan bakat dan minat, (5) Perencanaan Karier. 6) Fungsi Penyesuaian, Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya. Dengan kata lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya (terutama lingkungan sekolah dan madrasah bagi para siswa). 7) Fungsi Pengembangan, Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada para siswa untuk membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan potensinya secara lebih terarah. 8) Fungsi Perbaikan, Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah--masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan tergantung kepada masalah yang dihadapi siswa. Dengan perkataan lain, program bimbingan dan konseling dirumuskan berdasarkan masalah yang terjadi pada siswa. 9) Fungsi Advokasi, Layanan bimbingan dan konseling melalui fungsi ini adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.6
Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Konseli pada satuan pendidikan memiliki fungsi: 1) Pemahaman diri dan lingkungan 2) Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan 3) Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan 4) Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir 5) Pencegahan timbulnya masalah 6) Perbaikan dan penyembuhan; 7) Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri Konseli 8) Pengembangan potensi optimal 9) Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif dan 10) Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan, kecepatan belajar, dan kebutuhan Konseli.7 Peran Layanan Bimbingan Konseling
Bimbingan Konseling berada dalam posisi kunci dalam sebuah lembaga pendidikan, yaitu institusi sekolah sebagai pendukung maju atau mundurnya mutu pendidikan. Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya terbatas kepada bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga bimbingan pribadi, sosial, intelektual, dan pemberian nilai.
Peran bimbingan dan konseling didalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaimana bimbingan dan konseling itu membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada di dalam diri peserta didik. Pendidikan bermutu bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus meningkatkan profesionalitas dan sistem manjemen, di mana kesemuanya itu tidak hanya menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Peran BK dalam keempat inilah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu pendidikan.
Di sekolah ada tujuh macam layanan konseling yaitu :
1. Layanan Orientasi, adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang.
Bagi siswa, ketidakkenalan atau ketidaktahuannya terhadap lingkungan lembaga pendidikan (sekolah) yang di sekolah baru dimasukinya itu dapat memperlambat kalangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan lebih jauh dari itu dapat membuatnya tidak mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh
7Lahmuddin, Landasan Formal Bimbingan Konseling Di Indonesia, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011) h. 114.
sebab itu, mereka perlu diperkenalkan dengan berbagai hal tentang lingkungan lembaga pendidikan yang baru itu. Individu yang memasuki lingkungan baru perlu segera dan secepat mungkin memahami lingkungan barunya itu. Hal-hal yang perlu diketahui itu pada garis besarnya adalah keadaan lingkungan fisik (seperti gedung-gedung, peralatan, kemudahan-kemudahan fisik), materi dan kondisi kegiatan(seperti jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung, syarat-syarat bekerja, suasana kerja), peraturan dan berbagai ketentuan lainnya (seperti disiplin, hak dan kewajiban), jenis personal yang ada, tugas masing-masing dan saling hubungan diantara mereka.
2. Layanan Informasi, secara umum, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu- individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran, individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan, minat dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak mencapai perkembangan secara optimal. Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang-orang dewasa, terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.
4. Layanan Bimbingan Belajar, bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
5. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap: (a) pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, (b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah metode konseling di atas yang disebut dengan metode eklektif.
Dapat disimpulkan bahwa dengan cara menerapkan metode konseling ini yaitu konselor menasehati dan mengarahkan siswa sesuai dengan masalahnya, dan dalam keadaan yang lain konselor memberikan kebebasan kepada siswa untuk berbicara sedangkan guru mengarahkan saja. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan baik bila guru bimbingan dan konseling itu memiliki kemampuan berfikir secara kreatif, guru dapat menjadi sahabat bagi siswa. Melalui pendekatan yang baik, bersikap ramah dan terbuka kepada seluruh siswa maka anggapan yang baik dari siswa pun akan muncul. Kegiatan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah terutama dibebankan kepada Guru Pembimbing di SMP/SMA, dan kepada Guru Kelas (di SD). Untuk dapat mengemban dan mengembangkan pelayanan bimbingan dan konseling dengan pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, asas, jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta jenis-jenis program sebagaimana dikemukakan di atas, diperlukan tenaga yang benar-benar berkemampuan, baik ditinjau dari personalitasnya maupun profesionalitasnya.
1. Modal Personal. Modal dasar yang akan menjamin suksesnya penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah berupa karakter personal yang ada dan dimiliki oleh tenaga penyelenggara bimbingan dan konseling. Modal personal tersebut adalah: a. Berwawasan luas, memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, terutama tentang perkembangan peserta didik pada usia sekoahnya, perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi/kesenian dan proses pembelajarannya, serta pengaruh lingkungan dan modernisasi terhadap peserta didik. b. Menyayangi anak, memiliki kasih sayang terhadap peserta didik, rasa kasih sayang ini ditampilkan oleh Guru Pembimbing/Guru Kelas benar-benar dari hati sanubarinya (tidak berpura-pura atau dibuat-buat) sehingga peserta didik secara langsung merasakan kasih sayang
itu. c. Sabar dan bijaksana, tidak mudah marah dan atau mengambil tindakan keras dan emosional yang merugikan peserta didik serta tidak sesuai dengan kepentingan perkembangan mereka, segala tindakan yang diambil Guru Pembimbing/Guru Kelas didasarkan pada pertimbangan yang matang. d. Lembut dan baik hati, tutur kata dan tindakan Guru Pembimbing/ Guru Kelas selalu mengenakkan hati, hangat dan suka menolong. e.Tekun dan teliti, Guru Pembimbing/Guru Kelas setia menemani tingkah laku dan perkembangan peserta didik sehari-hari dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan berbagai aspek yang menyertai tingkah laku dan perkembangan tersebut. f.Menjadi contoh, tingkah laku, pemikiran , pendapat dan ucapan-ucapan Guru Pembimbing/Guru Kelas tidak tercela dan mampu menarik peserta didik untuk mengikutinya dengan senang hati dan suka rela. g.Tanggap dan mampu mengambil tindakan, Guru Pembimbing/Guru Kelas cepat memberikan perhatian terhadapa apa yang terjadi dan atau mungkin terjadi pada diri peserta didik, serta mengambil tindakan secara tepat untuk mengatasi dan atau mengantisipasi apa yang terjadi dan mungkin apa yang terjadi itu. h.Memahami dan bersikarp positif terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Pembimbing/Guru Kelas memahami tujuan serta seluk beluk layanan bimbingan dan konseling dan dengan bersenang hati berusaha sekuat tenaga melaksanakannya secara professional sesuai dengan kepantingan dan perkembangan peserta didik.
2. Modal Profesional. Modal professional mencakup kemantapan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang kajian pelayanan bimbingan dan konseling. Semuanya itu dapat diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan konseling. Dengan modal professional itu, seorang tenaga pembimbing (Guru Pembimbing dan Guru Kelas) akan mampu secara nyata melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling menurut kaidah-kaidah keilmuannya, teknologinya dan kode etik
KESIMPULAN
1. Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya
2. Peran layanan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaimana bimbingan dan konseling itu membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada di dalam diri
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling Berbagai Latar Kehidupan, Bandung : PT Refika Aditama, 2009.
Alip Badrujama, Teori dan Aplikasi Program Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Indeks.
Dewa Kentut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, Jakarta: