Mohon tunggu...
Ririn Anugrah
Ririn Anugrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

semoga berkah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Kesehatan dengan Masalah Hipertensi Pada Agregat Lansia

14 Juli 2024   12:24 Diperbarui: 14 Juli 2024   12:30 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut WHO (World Health Organization,2016) lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas, yaitu kelompok usia seseorang yang telah mencapai tahap akhir kehidupan.Bagian yang dikelompokkan kedalam kategori lansia ini akan mengalami suatu proses yang disebut proses penuaan atau aging process.  Badan Pusat Statistik (BPS) menjadikan kelompok lansia menjadi tiga kelompok umur, yaitu lansia muda (kelompok usia 60-69 tahun), paruh baya (kelompok usia 70-79 tahun), dan lansia tua (kelompok usia 80 tahun ke atas).

Proses penuaan merupakan suatu proses alami dimana terjadi berbagai perubahan pada seluruh sistem tubuh lansia, termasuk sistem kardiovaskular, yang biasanya disertai dengan penyakit serius yaitu hipertensi. Hipertensi mempunyai risiko beberapa penyakit lain, seperti gagal jantung, penyakit arteri koroner, penyakit ginjal, dan stroke. Maka hal tersebut menjadi masalah kesehatan yang sangat serius.

Hipertensi merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia dan salah satu faktor risiko terbesar penyakit kardiovaskular.Hipertensi disebut juga penyakit tidak menular karena hipertensi tidak menular dari satu orang ke orang lain. Hal ini disebabkan oleh penyakit tidak menular yang meliputi hipertensi secara umum, yang disebabkan oleh pola hidup yang tidak memperhatikan kesehatan setiap individu dan juga pola hidup yang tidak sehat (Riskesdas, 2018).

Hipertensi yang terjadi pada usia lanjut merupakan penyakit yang sering didiagnosis karena sebagian besar orang paruh baya atau lanjut usia berisiko terkena hipertensi. 

Hipertensi pada lansia disebabkan oleh penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan katup jantung sehingga mengakibatkan kekakuan pada katup, penurunan kapasitas pemompaan jantung, penurunan elastisitas pembuluh darah tepi, dan peningkatan tekanan darah pada resistensi pembuluh darah tepi (Nurarif dan Kusuma 2017).

Hipertensi pada lansia terjadi ketika tekanan darah naik di atas 130/80 mmHg. Jika       tidak segera ditangani akan menimbulkan komplikasi seperti stroke dan gagal ginjal. Penelitian menunjukkan bahwa pembuluh darah mengeras seiring bertambahnya usia seseorang sehingga membuat jantung memompa lebih keras dan akhirnya menyebabkan tekanan darah tinggi pada lansia (Harismi, 2019).

Pada tahun 2016 WHO menunjukkan bahwa hipertensi menyerang 22% penduduk dunia, dengan prevalensi 36% di Asia Tenggara. Hipertensi merupakan salah satu  penyebab kematian dengan prevalensi 23,7% dari 1,7 juta kematian di Indonesia pada tahun 2016. Jumlah penderita darah tinggi semakin meningkat setiap tahunnya, diperkirakan mencapai 1,5 miliar orang pada tahun 2025. 

Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi hipertensi pada penduduk Indonesia mencapai 34,11%. Dengan prevalensi hipertensi pada wanita 36,85% lebih tinggi dibandingkan pada pria 31,34%.Sedangkan Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi 34,43% dibandingkan di pedesaan
33,72%. Dampak lain dari darah tinggi jika tidak segera ditangani bisa berujung pada penyakit yang mematikan, seperti kelainan pembuluh darah,jantung. (penyakit kardiovaskular) dan penyakit ginjal bahkan pecahnya kapiler otak atau lebih dikenal dengan stroke dan bisa berakhir dengan kematian (Sarumaha, 2018).

Prevalensi hipertensi terus meningkat akibat penuaan penduduk, terutama akibat peningkatan penduduk usia di atas 80 tahun yang berkembang selama 40 tahun terakhir (Benetos et al., 2019). Di Indonesia, termasuk negara berkembang, angka harapan hidup mengalami peningkatan. Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan jumlah lansia terbanyak di dunia. 

Meningkatnya jumlah lansia tentunya harus disikapi dengan mempertimbangkan kebutuhan lansia (Silvanasari, 2012). Lansia juga termasuk dalam kelompok usia yang rentan mengalami masalah kesehatan.

Penurunan fungsional terjadi seiring bertambahnya usia. Salah satu fungsi yang berdampak adalah fungsi fisiologis. Penurunan fungsi fisiologis memperlihatkan penyakit menular dan tidak menular pada lansia (Sari et al., 2020), antara lain hipertensi, radang sendi, stroke, dan diabetes. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun