Mohon tunggu...
Ririn Anindya Putri
Ririn Anindya Putri Mohon Tunggu... Pengajar Privat -

Aktif di Forum Linkar Pena Sumatera Utara dan menaruh minat pada dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hidup Cuma Sekali, Sudah Hidup Bersama Passion?

1 November 2016   22:25 Diperbarui: 1 November 2016   22:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Doly Lesmana di Kompasiana Nangkring bersama FWD

3. Membuat jadi buronan

Dijebloskan ke penjara, begitu? Enggak, dong. Maksudnya, membuat seseorang itu dicari – cari. Berproses tentunya, namun menjalani proses yang sesuai passion pasti lebih menyenangkan. Lelah? Sangat mungkin akan lelah, namun kelelahan yang diinginkan.

Saya jadi teringat dengan sebut saja Pak Samin – lupa nama beliau - orang yang mereparasi dapur rumah kami. Pekerjaannya sangat rapi dan detail. Ia mengerahkan seluruh kemampuannya. No picture, hoax? Bukan apa – apa saat saya menulis ini, dapur kami yang sederhana lagi berantakan, dan membereskan dapur bukan passion saya, ahaha.

Nah, kembali ke Pak Samin. Saya dengar dari ibu saya, sekarang ini, kalau mau minta beliau mereparasi rumah harus book jauh – jauh hari, mengantri. Seringnya udah di-booked orang lain. Beliau memang engak  populer di sosial media memang, namun tetap jadi ‘buronan’.

Dari mereka yang lebih dulu memulai; mengenali dan memelihara passion

Seperti yang sebelumnya disampaikan. Ada beberapa gelaran acara yang membahas tentang passion, dari para pembicara – pembicara sekaligus praktisi passionmasing - masing, saya menyimpulkan bagaiman cara mengenali dan memelihara passion:

1. Berani

Berani jujur dan mengambil risiko. Kadang passion yang enggak terlihat keren di mata orang lain dibanding apa yang tengah di jalani membuat enggak berani terjun ke dalamnya. Dengan kata lain, mempertahankan gengsi.

Oh ya, hobi berbeda dengan passion. Jika hobi akan dilakukan saat kita punya waktu luang atau ada uang. Sedangkan passion, kita akan senang hati meluangkan waktu meski megeluarkan uang. Kalau dapat uang, senangnyadouble. Ada?

Berani mengambil risiko di sini bukan lah nekat tanpa perhitungan. Apalagi kalau sudah punya tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Indra Halim, founder Kuliner Medan berpesan agar meyakinkan diri dulu sebelum resign dari pekerjaan yang enggak diri kita banget. Beliau sendiri menabung lebih dulu dan mempersiapkan landasan sebelum akhirnya mempersiapkan waktu satu tahun untuk melakukan – hanya –  passion-nya: makan, foto-foto makanan, dan share.

Namun keadaan orang berbeda-beda, ada yang terikat tanggung jawab dan enggak bisa lepas begitu saja, udah gitu berhasil dengan pekerjaan yang enggak sesuai passionnya. Ada. Namun saya yakin orang – orang itu adalah mereka yang sudah berdamai dengan dirinya dan belajar mencintai pekerjaannya. Karena “The only way to success on your job is love your job.” Kata dokter Gamal Albinsaid. Dan bagaimana jika kita start dari sesuatu yang memang sedari awal kita cintai?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun