Mohon tunggu...
Ririn Anindya Putri
Ririn Anindya Putri Mohon Tunggu... Pengajar Privat -

Aktif di Forum Linkar Pena Sumatera Utara dan menaruh minat pada dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hidup Cuma Sekali, Sudah Hidup Bersama Passion?

1 November 2016   22:25 Diperbarui: 1 November 2016   22:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya belum tahu data statistik yang memaparkan jumlah yang berkuliah atau bekerja enggak sesuai dengan passion. Jika ada, dan Badan Pusat Statistik mendatanya  sekitar dua tahun lalu, bisa jadi saya salah satu penyumbang angka. Passion, kata yang hits tahun – tahun belakangan ini. Kalau diterjemahkan  langsung artinya gairah. Kalau melongok ke KBBI, yang dimaksud gairah adalah suatu keinginan atau hasrat yang sangat kuat. Tapi yang pasti, passion seksi diperbincangkan. Lebih dari sekadar kata – kata yang berjajar di kamus.

Lebih dari sekali, saya menghadiri talk show atau seminar yang mengundang anak-anak muda dan berbicara tentang passion mereka. Bukan hanya itu, mereka juga sukses dan bahagia hidup dan mendapatkan penghidupan dari passion masing-masing.

Misalnya saja, Indra Halim founder Kuliner Medan yang memiliki passion kuliner dan memperkenalkan kuliner khususnya dari kota Medan. Ada pula, dokter Gamal Albinsaid dengan Bank Sampah yang ia dirikan. Selain berangkat dari keprihatinan, dokter muda ini memang sangat tertarik dan merasa panggilan jiwanya adalah untuk mengabdi. Bank Sampah mengantarkannya meraih penghargaan Pangeran Charles di Inggris. Dan terakhir, saat Kompasiana dan FWD Life – sebuah perusahaan ansuransi yang tersebar di Indonesia, Hongkong dan Maccau, Filipina, serta Thailand, dan sudah hadir pula di kota ini, Medan – menggelar talk show yang bertema “Bebaskan Langkah Untuk Jalani Passion “. Saat itu mengundang Doly Lesmana founder Dream Lab, passion beliau ada di dunia bisnis, sehingga ia berani resign dari pekerjaan sebelumnya, berani menghadapi tantangan, dan jatuh – bangun membangun bisnis.

Kenapa passion bisa begitu seksi sehinga punya  daya dorong dan daya ledak yang kuat?

1. Tentang diri sendiri

Passion orang mah enggak selalu sama. Kadang malah bisa terlihat enggak wajar di mata orang lain.

Saya jadi teringat dengan seorang teman yang pernah bilang, “Kalau ngomongin heritage, aku bisa langsung semangat.” Bisa jadi di mata orang lain, “Ngapain sih capek – capek dokumentasikan heritage, itu kan kerjaannya pemerintah?” Tapi itu passion dan juga kepeduliannya. Hingga ia dengan seorang temannya mendirikan Medan Heritage. Anak muda kota Medan yang gaul – definisi gaul bagi saya, terbiasa bersinergi berkontribusi untuk masyarakat - mungkin enggak asing dengan komunitas tersebut. Dan, yang sebelumnya enggak peduli atau mau tahu, mulai melirik warisan – warisan budaya minimal di sekitarnya. Ah, merinding. Bukan hanya menggerakkan jiwanya, tapi juga orang lain.

Akun Sosmed Medan Heritage
Akun Sosmed Medan Heritage
2. Melakukan di puncak kemampuan

Passion  menyapa lebih dulu di pagi hari, mendahului aroma kopi yang dibuat seorang istri – sulit dibayangkan para jomblo. Yah, maksudnya itu, pagi – pagi sudah terpikir saja apa yang mau dilakukan. Sudah semangat dan enggak pingin menunda-nunda dan enggak kikir untuk mengerahkan seluruh kemampuan.

Seseorang yang passion-nya adalah memasak, ia akan memasak seolah chef  hotel bintang lima meski realita ia masak di dapur kos-kosan dengan kuali yang sudah ditambal berkali-kali.

Jika merancang baju adalah passion, meski kenyataan baju itu akan dikenakan anaknya pada lomba Fashion Show acara 17-an di TK, ia akan mengerahkan kemampuan dengan gairah seorang Tex Saverio yang tengah mempersiapkan desain-desainnya untuk dikenakan para model run way.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun