Aku tidak pernah lagi ditemani sepi dulu saat pertama kali kita memulai langkah. Memikirkan mu membuat tangis dan tawa membaur bersamaan. Lalu saat kita memutuskan berpisah akankah ini kehendak semesta?Â
Terlalu sebentar, kata mereka. Tapi, kita sudah mengusahakannya untuk utuh lalu sampai pada titik kita runtuh. Memilih jalan sendiri-sendiri. Hidup masing-masing lalu saling melepaskan. Tidak semudah itu. Aku ingat betul bagaimana menyesakkannya terluka. Perlu bertahun-tahun untuk sekedar menerimanya menjadi masa lalu.
Aku memikirkan mu tidak pernah tidak memikirkan mu. Aku memaafkan mu tidak pernah tidak memaafkan mu. Tapi, aku tidak pernah melupakan luka yang membuat ku bahkan tidak lagi mampu bercerita pada manusia.Â
Musi Banyuasin, 29 Feb 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H