Mohon tunggu...
Ririn Anggraeni
Ririn Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Pekerja Biasa

Dulu pernah menggemari hujan pada akhirnya tidak pernah bertemu payung yang tepat. Tetap basah kuyup.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Runtuh

29 Februari 2024   22:51 Diperbarui: 29 Februari 2024   22:56 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku tidak pernah lagi ditemani sepi dulu saat pertama kali kita memulai langkah. Memikirkan mu membuat tangis dan tawa membaur bersamaan. Lalu saat kita memutuskan berpisah akankah ini kehendak semesta? 

Terlalu sebentar, kata mereka. Tapi, kita sudah mengusahakannya untuk utuh lalu sampai pada titik kita runtuh. Memilih jalan sendiri-sendiri. Hidup masing-masing lalu saling melepaskan. Tidak semudah itu. Aku ingat betul bagaimana menyesakkannya terluka. Perlu bertahun-tahun untuk sekedar menerimanya menjadi masa lalu.

Aku memikirkan mu tidak pernah tidak memikirkan mu. Aku memaafkan mu tidak pernah tidak memaafkan mu. Tapi, aku tidak pernah melupakan luka yang membuat ku bahkan tidak lagi mampu bercerita pada manusia. 

Musi Banyuasin, 29 Feb 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun