Kepada D,Â
Terimakasih sebab telah meminjamkan pundak mu walau hanya sesaatÂ
Terimakasih telah menjadi tempat untuk menumpahkan segala keluh dan kesah pada hari-hari ku yang hampa
Terimakasih karena terus mengubah tangis ini menjadi tawaÂ
Telah begitu lama kita beriringan langkah meski pada akhirnya kita memilih persimpangan yang berbeda
Kini kita menunggu hari dimana kau akan dimiliki seseorang seutuhnyaÂ
Itu berarti akan ada sekat yang membuat kita terpaksa jauh
Tapi entah mengapa sejak kemarin kau terus bertanya perihal rindu "Apa kau merindukan ku? " Begitu tanya mu.Â
Ah, tapi kau memang selalu begitu sengaja membuat ku bertanya-tanya!Â
Jangan lupa bahwa kita hanya sebatas teman
Kepada D, terimakasih kau masih menyimpan deretan nomor whatsappku pada secarik kertas usang itu
Kertas itu pun masih kau simpan, apalagi namaku. Mungkin kah menjadi abadi di sudut paling dalam di hati mu?Â
Musi Banyuasin, 26 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H