Mohon tunggu...
Ririn Anggraeni
Ririn Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Pekerja Biasa

Dulu pernah menggemari hujan pada akhirnya tidak pernah bertemu payung yang tepat. Tetap basah kuyup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Hening Pagi

17 Juni 2022   07:09 Diperbarui: 17 Juni 2022   07:14 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku benci gaduh mu, 

Pada akhirnya masih aku yang mengaduh

Seindah senja semu di langit depan rumahku

Datang dan pergi mu tak pernah selesai

Pergilah dari kepalaku! 

Percaya itu telah tiada

Namun, rasaku masih tetap sama saja

Entahlah! 

Kau telah lupa ada hati yang telah kau lumat

Hancur, namun tetap ingin menyimpan mu

Ayolah, ajarkan cara agar hujan ini reda

Seperti tawa mu yang sekarang aku ingini

Dalam hening pagi dan aku yang tak pernah selesai menjadikan mu abadi

Musi Banyuasin, 17 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun