“Keke,saya mau ganti kompres.bisa bantu sebentar?” pintaku
“ikut saya”
Akupun berjalan dibelakang mengikutinya.Laki-laki itu tak terlalu tinggi tapi juga tak terlalu pendek,sedang-sedang saja kata orang jawa,perawakannya tegap dan cukup berisi.belum selesei aku mendiskripsikan dirinya laki-laki itu menoleh padaku dan menunjukkan tempat penyimpanan kompres.
“Mei-mei,di sini tempatnya.ambil saja,” dia membantuku membuka pintunya,
Benar saja,jarak kami begitu dekat dan jujur jantungku berdetak lebih kencang,mengalahkan detakan saat aku selesai olahraga.Dia tersenyum melihatku,tapi aku tak beani membalas senyumnya.
“terima kasih,” ucapku sembari beranjak pergi
Laki-laki itu lagi-lagi hanya tersenyum.
Senja itu mulai beranjak pergi bersama sang mentari,goresan orens di antara mendung yang mulai menghitam masih sedikit terlihat,tapi keindahannya masih sempurna,membuatku semakin terpesona.Kurasakan jari-jari tanganku ada yang menggenggam,membuatku terperajat kaget.Spontan aku melempar genggaman itu.Laki-laki itupun seakan kaget melihat reaksiku
“maaf mei-mei," Dia buru-buru minta maaf
Aku menatapnya sedikit sinis,mencoba memberitahunya aku tak menyukai kelakuaanya lewat tatapanku.Diapun sepertinya paham,dia terus meminta maaf.
“Sudahlah,tak perlu ucakan maaf lagi,” kubuka juga mulutku yang dari tadi terkunci