Mohon tunggu...
Riri Fahlen
Riri Fahlen Mohon Tunggu... Lainnya - pemerhati budaya

Alhamdulillah... hidupku semakin berarti dengan Karunia-Mu. Ayah berusaha melakukan yang terbaik untuk Syifa Almira Rasyida dan Kanaka Medinindra Darussalam http://ririfahlen.blogspot.com http://videokomunitaspurbakalajambi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merindukan Badan di Rindu Hati

4 Mei 2019   07:57 Diperbarui: 4 Mei 2019   08:09 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa rindu Ini telah puluhan tahun lamanya kupendam. Rindu hati ini ingin kembali ke kampung tempatku berasal. Rindu ingin berkumpul bersama anggota kelompok lainnya. Di Rinduhati mimpiku ingin kembali. Siapa gerangan yang mau kehilangan, sepertiku, saat ini. 

Kepala ini hanya terpaku diam, menatap kosong kedepan. Tatapan tanpa makna dan harapan, menjadi penghias yang menarik perhatian setiap orang yang datang ke sini. 

Meski diam dan membisu, dalam hening ini aku bermimpi untuk berkumpul kembali. Rasa rindu ini telah lama terpendam dalam pengasingan ini. Terpisah jauh dengan belahan diri, nun jauh di sana, di atas dataran tinggi Gumay.

Tangan-tangan asing itu telah membawaku terpisah dari negeri asal ku berdiam. Entah apa tujuannya, entah dimana letak kesalahan kami. Hingga harus menerima kenyataan, terhukum, dipisahkan dengan belahan diri. 

Dari Pematang, kami dibawa dan dijadikan alat pemuas dahaga penguasa yang ingin memenuhi rasa penasarannya akan peradaban budaya peradabanku yang tinggi. Kami hanya dijadikan sebagai tumbal untuk mengangkat pamor dan prestise mereka dikalangan sendiri.

Di sini, tidak ada yang peduli dan mau membantu, bahkan untuk mencari tahun di mana daerah Pematang itu sesungguhnya. Mereka yang ada disini tidak menyadari bahwa, Desa Pematang yang mereka alamatkan sebagai daerah asal benar masih ada atau tidak ada lagi. 

Mereka hanya sekedar mengetahui asalku sesuai dengan narasi yang mereka sampaikan pada label keterangan yang mereka tempatkan di pinggir kolam pada ruangan ini. Tidak pernah terketuk dalam pikiran mereka untuk memeriksa kebenaran dari informasi yang mereka terima perihal kebenaran daerah asalku sesungguhnya.

Andai mereka mau melakukannya, tentunya narasi yang disampaikan sebagai informasi pada label ini bisa mereka koreksi. Harapan identitas akan daerah asalku bisa diketahui khalayak ramai dengan benar. Meski ada keinginan untuk bersatu lagi dengan badan diri dan kelompok belum tentu bisa terwujud. Peninjauan dan koreksi akan kebenaran daerah asalku, bisa menjadi obat rindu dihati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun