Mohon tunggu...
Riri Fahlen
Riri Fahlen Mohon Tunggu... Lainnya - pemerhati budaya

Alhamdulillah... hidupku semakin berarti dengan Karunia-Mu. Ayah berusaha melakukan yang terbaik untuk Syifa Almira Rasyida dan Kanaka Medinindra Darussalam http://ririfahlen.blogspot.com http://videokomunitaspurbakalajambi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

BTN dan PSSI Harus Konsisten, Mendukung Keputusan Pelatih Timnas

16 Maret 2013   10:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:40 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pemecatan 19 pemain ISL yang mengikuti pelatnas PRA Piala Asia membuat suasana yang kurang kondusif dalam proses persiapan yang dilakukan oleh BTN dibawah kepemimpinan pelatih Argentina Luis Manuel Blanco. Sikap tegas dari pelatih berkebangsaan Argentina ini bukanlah kejadian yang pertama di Timnas Indonesia dibawah asuhannya. Okto Maniani merupakan korban pertama dari sikap tegas dan disipilin yang dipegang oleh sang pelatih.

Tindakan pencoretan 19 pemain tersebut sontak menjadi polemik dan permasalahan baru ditengah inisiasi penyatuan pemain ISL dan IPL untuk memperkuat Timnas Indonesia. Apapun latar belakang yang menjadi penyebab pelatih Manuel Blanco melakukan pencoretan 19 pemain tersebut. Seharusnya BTN dan PSSI serta kita pendukung Timnas Indonesia menerima sikap dan keputusan sang pelatih.

Sebagai seorang pelatih professional, tentunya Manuel Blanco siap mempertanggung jawabkan setiap keputusan yang telah dia ambil. Termasuk resiko yang akan dia hadapi saat memimpin Timnas untuk menghadapi Arab Saudi nanti. Apapun alibi yang disampaikan oleh pemain terkait dengan tindakan mereka meninggalkan latihan sebelum waktunya berakhir, pada dasarnya merupakan sebuah wujud dari mentalitas dan karakter dari pemain-pemain itu sendiri. Dalam paradigma dan cara pandang yang dipahami oleh pelatih Manuel Blanco. Disiplin dan kepatuhan pemain dalam menjalankan instruksi yang diinginkan pelatih adalah suatu hal yang sangat vital dalam membetuk kesatuan permainan secara tim.

Dalam hal toleransi, saya rasa sang pelatih sudah cukup sabar menunggu berkumpulnya semua pemain dalam persiapan latihan timnas. Bagi sang pelatih ketika seorang pemain telah masuk lapangan, si pemain haruslah patuh dan taat terhadap segala kondisi menghadapi mengikuti latihan dan aturan yang telah disiapkan pelatih. Tentunya Manuel Blanco telah punya jadwal terencana dalam mempersiapkan pemain sebelum terjun dalam pertandingan menghadapi Arab Saudi nanti.

Jika memang 19 pemain ISL itu tidak sanggup atau merasa fisiknya belum siap mengikuti program latihan. Tentunya hal ini bisa dikomunikasikan diawal sebelum dimulainya latihan. Jika hal ini disampaikan sebelum latihan, tentunya sang pelatih bersama asistennya bisa merencanakan materi latihan terpisah terhadap 19 pemain tersebut. Tetapi anehnya, fakta yang terjadi ditengah latihan yang sedang berlangsung mereka mengeluh dan meminta izin untuk istirahat pada sang pelatih. Siapa pun pelatihnya jika punya akal yang sehat dan normal, tentunya tidak dapat menerima sikap ini. Apalagi memilih pemain ini yang jelas nyata-nyata tidak punya semangat juang dan mentalitas yang dibutuhkan dalam menghadapi sebuah pertandingan.

Pembelaan yang dilakukan oleh pengurus BTN dan manajer  Timnas Habil Marati terhadap pemain adalah sebuah kesalahan dalam hal membentuk mentalitas dan karakter pemain. Pola-pola dan tindakan seperti ini merupakan budaya lama dari sepakbola kita yang nyata-nyata selalu merugikan terhadap Timnas. Sudah saatnya pola dan mentalitas tarkamisme diberangus dari sistem sepakbola nasional dan Timnas. Dianulirnya keputusan Manuel Blanco oleh BTN dalam pencoretan  19 pemain  ISL pada dasarnya merupakan sebuah langkah mundur dalam membangun pondasi Timnas. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi para pemain untuk bisa menghargai pelatih dan menanamkan sikap mental pantang menyerah dalam hati sanubari mereka dalam membela dan mengharumkan nama bangsa.

Ayo Manuel Blanco… berangus sikap mental tarkamisme dari Timnas Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun