Mohon tunggu...
Riri Artiani
Riri Artiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Indonesia

Mahasiswa KKN kolaboratif 193 Desa Sumber Lesung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif 2022: Belajar Sejarah dari Warna Warni dan Kemewahan Manik Antik di Desa Onjur

14 Agustus 2022   19:04 Diperbarui: 15 Agustus 2022   18:42 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembuatan manik-manik dari kaca. Dokpri

Mahasiswa KKN Kolaboratif 2022 kelompok 193 menjalankan sebuah program kerja yang mengangkat UMKM di Desa Sumber Lesung, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah yaitu sebuah kegiatan usaha yang dijalankan oleh perorangan atau beberapa orang yang telah memenuhi kriteria. 

Kegiatan usaha ini berperan penting dalam mendongkrak perekonomian masyarakat desa, khususnya di Dusun Onjur.

Dusun Onjur terkenal akan kerajinan manik-maniknya. Beragam jenis manik-manik dibuat tidak hanya oleh satu UMKM dan tiap UMKM memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu yang menarik perhatian dan mungkin menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangkan adalah  produk manik-manik antik yang berbahan dasar beling atau kaca. 

Usaha ini dirintis oleh Abdus Syukur sejak tahun 2009 dan turut mempekerjakan sekitar tiga puluh warga sekitar Dusun Onjur. 

Disebut manik-manik antik karena manik-manik tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Manik-manik tersebut juga diambil dari berbagai wilayah di Indonesia lalu dibuat imitasinya. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara tradisional dan menggunakan alat-alat sederhana. Bahkan untuk proses pewarnaannya menggunakan pewarna khusus yang dikirim dari China.

Keunikan dari manik-manik ini selain dari bentuknya yang memiliki nilai sejarah, juga dari jumlah produksinya yang terbatas sehingga membuat seni kerajinan manik-manik ini memiliki target pasar yang termasuk dalam kategori eksklusif. UMKM ini tidak secara langsung menjual produknya karena telah ada reseller di Bali yang membantu penjualannya baik secara online melalui Facebook dan offline di gerai kerajinan tangan. 

Kerajinan manik-manik ini telah menembus pasar mancanegara, yaitu ke Afrika, Afghanistan, bahkan yang terjauh hingga ke Spanyol dengan rekor berat mencapai enam kuintal. 

Sedangkan untuk permintaan di dalam negeri, secara domestik dilakukan ke Kalimantan kemudian dijual kembali ke Papua dan NTT. Kedua wilayah tersebut memang kental dengan ciri khas budayanya yang unik dan komersil sebagai daerah pariwisata.

Pembuatan manik-manik yang kaya nilai seni dan sejarah ini masih dikerjakan secara tradisional dengan kerumitan yang bervariasi sehingga tidak heran jika produsen mamatok harga yang cukup tinggi dan bervariasi pula. Salah satu contohnya manik-manik jenis Salak yang harganya tak kalah dengan logam mulia, yaitu mencapai seratus dua puluh lima ribu rupiah per gramnya.

Proses pembuatan manik-manik dari kaca. Dokpri
Proses pembuatan manik-manik dari kaca. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun