Mohon tunggu...
Riri Anjani
Riri Anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bola voli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyeimbangkan Obesitas dan Kekurangan Berat Badan untuk Kesehatan yang Lebih Baik

18 September 2024   09:10 Diperbarui: 18 September 2024   09:25 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyeimbangkan Obesitas dan Kekurangan Berat Badan untuk Kesehatan yang Lebih Baik

Indonesia menghadapi dua tantangan gizi yang sangat kontras: obesitas dan kekurangan berat badan. Keduanya merupakan masalah serius yang memengaruhi kesehatan masyarakat secara signifikan, namun penanganannya seringkali tidak seimbang.

Obesitas di Indonesia terus meningkat, dipicu oleh pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor sosial ekonomi. Data menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi kalori dan rendah gizi menjadi penyebab utama. Sementara itu, di daerah lain, kekurangan berat badan masih menjadi masalah besar, terutama di kalangan anak-anak dan remaja, seringkali karena akses yang terbatas terhadap makanan bergizi dan kurangnya pendidikan gizi.

Kedua masalah ini tampaknya bertolak belakang, tetapi keduanya berakar pada isu yang sama: ketidakadilan dalam distribusi sumber daya dan akses terhadap makanan bergizi. Untuk mengatasi tantangan ini, pendekatan yang holistik dan terintegrasi diperlukan.

Pertama, pemerintah perlu memperkuat program edukasi gizi yang menargetkan seluruh lapisan masyarakat, baik di kota maupun di pedesaan. Edukasi ini harus mencakup pentingnya pola makan seimbang, memahami label makanan, dan cara memilih makanan sehat yang terjangkau.

Kedua, kebijakan yang mendukung peningkatan akses terhadap makanan bergizi di daerah kurang mampu harus diperkuat. Program bantuan sosial dan subsidi pangan dapat diarahkan untuk memastikan bahwa makanan bergizi dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Ketiga, peningkatan fasilitas kesehatan dan gizi masyarakat harus diprioritaskan, terutama di daerah dengan prevalensi kekurangan berat badan yang tinggi. Penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu mendeteksi masalah gizi sejak dini dan mengatasi masalah tersebut secara proaktif.

Secara keseluruhan, menyeimbangkan kedua kondisi ini memerlukan pendekatan yang individual. Mengonsultasikan dengan ahli gizi atau profesional kesehatan untuk menyesuaikan strategi yang tepat berdasarkan kondisi tubuh dan kebutuhan spesifik seseorang adalah langkah yang bijaksana.

Akhirnya, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting. Kampanye kesehatan yang melibatkan berbagai pihak dapat menciptakan kesadaran yang lebih besar tentang pentingnya gizi seimbang dan perubahan perilaku yang positif.

Dengan upaya terkoordinasi dan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam masalah gizi, mengatasi obesitas dan kekurangan berat badan secara bersamaan, dan akhirnya meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun