Mohon tunggu...
Sawitry Apriati
Sawitry Apriati Mohon Tunggu... -

Ketika saya berkata bahwa hidup terlalu sering mengejutkan saya dalam berbagai makna, itu benar adanya. Salah satunya, saya punya dimensi sendiri, dimensi di mana saya nyaman bernyanyi tanpa ada orang yang lantas pergi (ya karena kita semua tahu, kecenderungan manusia adalah datang tanpa kembali), dimensi di mana saya bebas berkata-kata, berbicara sepanjang apa tanpa peduli akibatnya. Ya, dimensi kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan

15 Agustus 2011   08:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan cinta yang menghambur pada malam

yang membuat adam-hawa bergelung dalam sepi.

Kesepian yang membunuh dalam cekam

terobati, tanpa suara pun bersaksi.

Bukan rintik tak menunggu di angkasa

yang membuat bumi basah.

Namun mu yang menunggu tanpa kata

tak peduli, walau rintik tanpa lelah.

Bukan hangat yang mengharum bagai bunga

yang membuat pagi makna.

Namun embun mu yang sabda pada pagi

kuatkanku, dalam kosong tak terisi.

Bukan waras ku yang buatku berpijak,

tapi seru mu yang gema

tanpa bicara

menuntunku,

walau tanpa buka mata.

Bukan raga ku yang buatku bertahan,

tapi senyum mu menawan

dan sungguh nyata, untuk jadi pegangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun