Mohon tunggu...
Erna Joesoef
Erna Joesoef Mohon Tunggu... profesional -

bekerja melayani dan memberi adalah ibadah sosial, dan tidak dapat kita ganti dengan ibadah pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hati Nurani Rakyat Kecil

27 Desember 2015   06:30 Diperbarui: 27 Desember 2015   10:51 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari minggu biasanya saya malas masak....jadi biasanya beli makanan siap matang saja...karena kebetulan di depan perumahan kami banyak pilihan kuliner...mulai rumah makan lokal, franchise sampai kaki lima. Hari itu minggu sore dan hujan gerimis. Saya telepon rumah makan di depan perumahan, pesan ayam kuluyuk dan capcay. Tidak sampai setengah jam, pesanan sudah diantar. Hujan sudah lebih besar dari gerimis.

"Berapa mas semuanya" tanyaku

" 66 ribu bu" ujarnya sambil menyodorkan bon. Tanpa melihat bon lagi saya bayar 70ribu

"Kembaliannya buat mas saja ya" ujarku

"Terimakasih bu" 

"Sama-sama, pagarnya tolong ditutup lagi ya"

Sekitar 5 menit kemudian  bel di rumah berbunyi....ketika saya buka pintu...ternyata anak muda pengantar pesanan tadi sudah berdiri di depan pintu. Hujan sudah semakin besar.

" Bu...maaf saya salah tadi harusnya 64 ribu ...bukan 66 ribu...ini dua ribunya...."

" Ooh...ya udah ambil aja mas ga apa2 kok,"  

" Ooh...terima kasih bu ,"

" ..iya sama-sama mas."

Ya Tuhan.....batinku. Begitu jujurnya rakyt kecil ini. Hanya dua ribu rupiah ....tetapi hati nuraninya mengatakan bahwa walaupun hanya satu rupiah, kalau itu bukan haknya ...dia harus mengembalikan...walaupun hujan semakin lebat.

Sedangkan saat itu sedang ramainya berita "papa minta saham"...sedangkan seorang wakil rakyat berani minta saham yang nilainya milyaran rupiah sambil tertawa-tawa...dimana hati nuraninya...

Hati nurani adalah suara Tuhan ...suara Allah yang sebenarnya....dan sejatinya yang akan menjaga kita agar tetap dalam koridor yang diridhoi Nya. Karena hati nurani adalah suara Tuhan maka suaranya tidak pernah salah. Jadi percayalah pada hati nurani masing-masing. Saya ceritakan kepada anak-anak saya kejadian tadi. Tidak hanya masalah uang tetapi juga masalah lain. Misalnya kalau kamu mendengar khotbah , kemudian isinya seperti tidak sesuai dengan hati nurani...mengajak umat untuk tidak toleran...memusihi umat lain....maka tinggalkan saja khotbahnya. Khatib bisa saja salah....tapi suara Tuhan tidak pernah salah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun