Mohon tunggu...
Sri Sari Rusnengsih
Sri Sari Rusnengsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keelokan Burung Cenderawasih

22 Januari 2023   23:25 Diperbarui: 22 Januari 2023   23:30 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pesona dan eksotisme Indonesia bagian timur yang meliputi pemandangan alam, adat budaya, serta flora dan faunanya benar-benar memukau. Daerah ini juga disebut sebagai bagian dari surga di bumi. Sebutan ini sepertinya tidak berlebihan, karena Papua memiliki keunikan yang luar biasa, salah satunya burung cenderawasih. Cendrawasih adalah burung yang berstatus "Bird of Paradise" atau Burung Surga karena keindahannya yang diibaratkan turun dari langit. Burung cendrawasih adalah sekelompok burung yang termasuk dalam famili Paradiseidae, Ordo Passeriformes. Spesies burung ini ditemukan di pulau Papua, Maluku, Selat Torres, Papua Nugini hingga Australia bagian timur. Lebih khusus lagi, burung cenderawasih dari famili Paradisaeidae memiliki keunikan yaitu burung jantan memiliki bulu yang panjang dan pola rerumputan yang tumbuh di sayap, kepala dan paruhnya.

Orang Papua menganggap burung cenderawasih sebagai perwujudan surga. Keindahan warna bulunya yang begitu indah membuat orang terkagum-kagum saat melihatnya. Berdasarkan arti nama atau etimologinya, Cendrawasih merupakan gabungan dari dua kata yaitu “cendra” yang berarti dewa atau dewi dan “wasih” yang berarti utusan. Burung cenderawasih terdiri dari beberapa marga dan spesies, yaitu 14 marga dan 43 spesies. Walaupun tersebar dari Papua Nugini hingga Australia, jenis cenderawasih mayoritas dapat ditemukan di wilayah Indonesia yaitu 30 jenis, 28 jenis di antaranya berasal dari Papua/Irian Jaya. Sementara itu, dua spesies burung cenderawasih ini ada di pulau Maluku dan Halmahera. Keluarga kerajaan Eropa telah mengenal burung ini sejak tahun 1522 dan menyebutnya "Burung Surga".

Sejak akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-20, burung asli Papua ini pernah menggunakan bulunya sebagai barang dagangan untuk menghiasi topi wanita Eropa. Selain itu bulu cenderawasih juga digunakan oleh suku-suku di pedalaman Papua sebagai hiasan kepala dalam upacara adat seperti menerima tamu, pernikahan, dll. Namun, dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya menjaga satwa ini berarti burung cenderawasih harus dilindungi. Sebagai ekspresinya, Cenderawasih kemudian dijadikan maskot dan simbol kebanggaan masyarakat Papua. Misalnya penggunaan bulu cenderawasih kini diganti dengan bulu palsu.

Ciri utama burung cenderawasih adalah bulunya yang indah, terutama burung Cenderawasih jantan. Pada umumnya bulu burung ini berwarna cerah, merupakan campuran atau perpaduan antara warna hitam, biru, kuning, merah, coklat, ungu, hijau dan putih. Secara fisik, ukuran burung cenderawasih bervariasi, mulai dari 15 hingga 110 cm dan berat 50 hingga 430 gram, tergantung spesiesnya. Contohnya adalah Raja Cenderawasih (Cicinnurus regius) yang tubuhnya kecil atau tinggi sekitar 15 cm dengan berat 50 gram. Cendrawasih berukuran besar antara lain cenderawasih sabit hitam (Cicinnurus regius) panjang 110 cm dan cenderawasih Manukod (Cicinnurus regius) seberat 430 g.

Burung cenderawasih memiliki bentuk kaki petengger dengan jari kaki panjang dan telapak kaki rata. Bentuk ini memudahkan burung untuk beristirahat di dahan. Untuk jenis paruh merupakan jenis pemakan biji dengan paruh yang tebal dan tajam yang memecah biji. Cendrawasih biasanya hidup di hutan dataran rendah hingga pegunungan di Indonesia bagian timur. Habitatnya adalah hutan hujan tropis dengan vegetasi lebat di Selat Torres, di pulau Papua (Indonesia dan Papua Nugini) dan di Australia bagian timur.

Burung ini menyukai tempat dengan pohon yang tinggi dan dahan yang cukup lebat yang dikelilingi oleh beberapa tanaman merambat. Beberapa jenis pohon yang dijadikan habitat Cenderawasih adalah pohon pisang (Ficus benjamina), Myristica sp., Pandaus sp., Instia sp., Palaquium sp. dan Hapololobus sp. Pohon berfungsi sebagai tempat berteduh, tempat duduk, berlindung dan bersarang atau sebagai tempat bertelur. Contohnya adalah burung cenderawasih kuning.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun